Sebelumnya, kabar tentang tes usap Covid-19 dapat merusak otak ramai beredar di media sosial Tanah Air. Ada netizen yang mengklaim tes usap hidung yang tajam telah menusuk otak dan membuatnya melakukan lobotomi.
Ia menjelaskan bahwa lokasi penghalang darah otak relatif jauh dari lokasi anatomi tempat tes usap dilakukan.
Selain itu, penghalang darah otak dilindungi tulang dasar otak yang relatif kuat.
Anton mengatakan tes itu tidak akan merusak penghalang darah otak, kecuali pada kondisi tertentu. Misalnya, pecahnya dinding dasar otak akibat tumor atau trauma.
Tes usap saat ini cukup ramai diperbincangkan karena menjadi salah satu metode dalam mendeteksi keberadaan virus corona jenis baru penyebab Covid-19 pada manusia.
Tes dilakukan dengan mengambil sampel lendir, dahak, atau cairan di daerah nasofaring ataupun orofaring pada pasien yang diduga terinfeksi virus corona.
"Swab test sampai sekarang menjadi diagnosis utama Covid-19 karena bisa mendeteksi keberadaan virus dalam tubuh," kata dia dilansir Antara.
Selain tes usap, rapid test antibodi merupakan metode lain yang banyak digunakan untuk skrining awal Covid-19. Hanya saja, Anton menyebutkan bahwa tes cepat ini memiliki akurasi lebih rendah dibandingkan swab test karena hanya baru bisa mendeteksi antibodi dalam tubuh saja, bukan keberadaan virus corona. ***
---------------------------------------------------------------------------
Berita Anda ingin dimuat di Kicita atau Media Nasional dan Daerah di Indonesia?
Silakan hubungi kami di 087783358784 atau e-mail: aagwaa@yahoo.com.
Kami memiliki jaringan kuat dengan media terakreditasi baik cetak, online, radio maupun televisi.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tuangkan ide, saran, masukan, kritik Anda di sini untuk membangun Indonesia yang jaya dan sejahtera. Bebas dan demokratis. Tapi jangan spam dong... Terimakasih