coia

Menu

Peduli Wartawan Terdampak Covid-19

Peduli Wartawan Terdampak Covid-19
Anda memiliki kepedulian pada wartawan kami yang terdampak pandemi virus corona (Covid-19)? Salurkan kepedulian dan kasih Anda dengan mengirimkan donasi ke * BANK BCA NO REKENING 2291569317 * BANK BNI NO REKENING 0428294880 * BANK BRI NO REKENING 0539-01-008410-50-1 Semoga Tuhan YME membalas dengan rezeki yang bertambah.

Pencarian

Kamis, 23 Juli 2020

Idris Dan Pradi Bercerai, Siapa Pantas Pimpin Depok?

KCI - DEPOK: Kali ini, Mohammad Idris dan Pradi Supriatna, masih satu rumah tangga yang bernama pemerintah kota Depok. Idris sebagai Wali Kota sedangkan Pradi menjadi wakilnya. Namun rumah tangga mereka kini sedang renggang dan hampir dipastikan akan bercerai pada Pilkada Depok 2020. 

Retaknya rumah tangga Idris dan Pradi tidak terlepas dari partai politik yang mengusungnya.Idris mengaku akan diusung oleh PKS jelang periode keduanya sebagai wali kota Depok, namun saat ini masih mencari nama calon wakilnya. 

Sementara itu, Pradi menunggu restu Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gerindra untuk berkoalisi dengan PDI-P yang sudah lebih dulu menerbitkan surat rekomendasi bagi Pradi menjadi calon wali kota. Sejak November 2019, Pradi sudah mengikuti penjaringan internal Gerindra sebagai bakal calon Wali Kota Depok menggantikan Idris. Kepada awak media, Idris dan Pradi yang diwawancarai berbarengan mengaku berat hati untuk bercerai. 

"Hati kecil kita, kalau sudah punya keluarga, sudah enak, sudah nyaman, ya, kalau berpisah berat lah," ujar Idris kepada wartawan. "Dia (Pradi) masih ragu. Tadi selama sidang, dia bilang berat sebenarnya. Cuma saya bilang, ini karena Abang selingkuh," kata dia bergurau seperti dilaporkan Kompas.com. 

Sementara itu, Pradi mengakui bahwa hubungannya dengan Idris selama hampir 5 tahun memerintah bersama tak selalu mulus. Ia mengakui bahwa dirinya ada di bawah tekanan partai yang ingin segera memulai penjaringan bakal calon kandidat di Pilkada Depok 2020. 

"Rumah tangga memang begitu, pasang surut, tapi muaranya sama pengin membuat Depok jauh lebih baik," kata Pradi. "Ini kan proses yang memakan energi ya seperti ini. Apalagi saya sebagai Ketua (Dewan Pimpinan Cabang) partai (Gerindra Depok) tentunya diminta progres kegiatan dalam limit waktu yang begitu sempit," jelasnya. 

Sementara itu, Idris mengakui bahwa ia memang 99 persen hampir pasti pecah kongsi dengan Pradi lantaran diusung PKS. Akan tetapi, secara retoris ia menyampaikan bahwa situasi masih bisa berubah sewaktu-waktu, sebelum Idris dan Pradi sama-sama mendaftarkan diri sebagai calon walikota Depok ke KPU. 

"Bisa saja balik lagi PKS sama Gerindra, kita tidak tahu. Masih sangat mungkin," ujar Idris. "Kalau 99 persen tapi 1 persen tidak jadi, ya tidak jadi 100 persen. Walaupun cuma 1 persen, termasuk juga (peluang kembali koalisi denhan) Gerindra," tambahnya. "Perceraian itu adalah solusi terakhir kalau sudah mentok. Jangan gara-gara piring pecah, cerai, jangan. Jangan gara-gara provokasi dari luar, bisik-bisik isu gosip terus cerai, jangan. Saya belajar dari situ. Jadi tolong pertimbangkan, Bang," seloroh Idris kepada Pradi. 

Pada Pilkada Depok 2015, Idris diusung menjadi calon wali kota menggantikan kader PKS Nur Mahmudi Ismail yang kelak terjerat kasus korupsi pengadaan jalan. Idris merupakan kalangan nonpartai yang lekat dengan citra pendakwah, dekat dengan PKS, serta sudah mendampingi Nur Mahmudi sebagai wakil wali kota pada periode sebelumnya. 

 PKS menjadi pengusung utama pasangan Idris-Pradi. Pasangan ini berhadapan dengan pasangan Dimas Oky Nugroho-Babai Suhaimi yang diusung PDI-P dan Golkar. Idris-Pradi berhasil menang telak dengan perolehan 411.367 atau 61,91 persen suara, menundukkan pasangan Dimas-Babai yang hanya meraup 253.086 atau 38,09 persen suara. 

Setelah menjabat, hubungan antara Idris dengan Pradi tak begitu intim. Renggangnya hubungan Idris dengan Pradi juga "didukung" makin jauhnya relasi PKS dengan Gerindra selama menjalankan pemerintahan. Pihak Gerindra menganggap bahwa dalam pembuatan keputusan, partai besutan Prabowo Subianto itu kerap tidak dilibatkan, termasuk Pradi Supriatna sebagai wakil wali kota. Teranyar, Pradi tak dimasukkan oleh Idris ke dalam jajaran Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Depok yang berisi pejabat-pejabat di Pemkot Depok. 

Siapa menurut Anda yang layak memimpin Depok ke depan? Bukan Partai yang menentukan tetapi Andalah warga Depok yang menentukan. Lalu siapa yang layak menurut Anda memimpin Depok? Siapa yang akan dipilih? 

Tuangkan alasan pilihan Anda. Jadilah figur untuk yang mampu meyakinkan masyarakat. Siapa tahu Anda nanti yang akan maju menjadi Wali Kota atau Wakil Wali Kota. ***

 --------------------------------------------------------------------------- 
Berita Anda ingin dimuat di Kicita atau Media Nasional dan Daerah di Indonesia? Silakan hubungi kami di 087783358784 atau e-mail: aagwaa@yahoo.com. Kami memiliki jaringan kuat dengan media terakreditasi baik cetak, online, radio maupun televisi. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tuangkan ide, saran, masukan, kritik Anda di sini untuk membangun Indonesia yang jaya dan sejahtera. Bebas dan demokratis. Tapi jangan spam dong... Terimakasih

BERKARYA UNTUK BANGSA & NEGARA

Situs KIta CInTA (Kita Cinta Tanah Air) Indonesia kami persembahkan untuk masyarakat Indonesia yang cinta tanah air dimana pun berada. Kami menantikan karya Anda untuk mengisi konten di situs ini. Baik itu tulisan maupun foto tentang pejabat partai, daerah, negara termasuk ativitas partai, pemerintahan mulai dari Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat. Juga segala kegiatan yang berkaitan dengan kenegaraan. Caranya, kirim karya tulis atau foto Anda ke e-mail: aagwaa@yahoo.com.

Komentar Anda