* PRESIDENTIAL *
Sumber Asli --
Presiden SBY diminta untuk menyelesaikan proses konvensi capres
partainya dengan baik demi pembelajaran politik dan demokrasi di
Indonesia.Demikian dikatakan pakar hukum tata negara dari Universitas Parayangan, Asep Yusuf Warlan di Jakarta, Minggu (18/5).
"Selain ketua umum juga adalah presiden yang harus memberikan contoh yang baik bagaimana seharusnya politik di lakukan," katanya.
Menurut dia, konvensi yang digagas Partai Demokrat merupakan langkah terbaik yang bisa dilakukan oleh sebuah partai. Konvensi Capres Partai Demokrat memberi ruang bagi anak bangsa terbaik untuk memaparkan visi misinya kepada masyarakat untuk menjadi calon pemimpin. Untuk itulah, SBY dituntut menuntaskannya dan tak boleh menghentikan di tengah jalan hanya karena popularitas dan elaktabilitas para peserta konvensi kalah dengan capres dari partai lain.
"Dia kan tahu kebutuhan bangsa ini, apa yang bisa dilakukan dan apa yang belum bisa dilakukan dan lain-lainnya Dia juga menyadari para peserta konvensi memiliki kemampuan dan integritas, lantas kenapa mereka tidak dimajukan untuk menjadi capres?," ujar Asep.
SBY, menurut dia, berhutang pada bangsa ini untuk memberikan calon presiden yang terbaik dan bukan sekedar populer saja. Asep juga menegaskan bahwa kalangan kampus banyak yang mengapresiasi apa yang dilakukan Partai Demokrat.
"Saya pikir kalau SBY benar-benar memahami apa yang dibutuhkan bangsa ini, maka popularitas dan elaktabilitas bukan menjadi persoalan utama," tambahnya.
Asep menekankan, konvensi adalah cara yang partisipatif, kualitatif, aspiratif dan transparan dan tidak ada hubungannya dengan proses koalisi maupun hasil Pileg.
"Tuntaskan dulu konvensi, baru setelah itu bicara strategi koalisi," tegasnya.
Dia menyayangkan sikap Ketua Harian Partai Demokrat, Syarief Hasan yang ingin mengusung Sri Sultan Hamengku Buwono X sebagai capres Partai Demokrat.
"Ini mendegradasi para peserta Partai Demokrat di depan masyarakat. Ini juga mendegradasi keputusan mereka sendiri menggelar konvensi, kan tidak nyambung jika dikatakan peserta konvensi adalah hasil saringan putra-putra terbaik bangsa, tapi belakangan ternyata mereka dipatahkan dan dikatakan seolah-olah mereka tidak baik. Ini kan sama seperti memercik air didulang terkena muka sendiri," tandasnya
-->
"Selain ketua umum juga adalah presiden yang harus memberikan contoh yang baik bagaimana seharusnya politik di lakukan," katanya.
Menurut dia, konvensi yang digagas Partai Demokrat merupakan langkah terbaik yang bisa dilakukan oleh sebuah partai. Konvensi Capres Partai Demokrat memberi ruang bagi anak bangsa terbaik untuk memaparkan visi misinya kepada masyarakat untuk menjadi calon pemimpin. Untuk itulah, SBY dituntut menuntaskannya dan tak boleh menghentikan di tengah jalan hanya karena popularitas dan elaktabilitas para peserta konvensi kalah dengan capres dari partai lain.
"Dia kan tahu kebutuhan bangsa ini, apa yang bisa dilakukan dan apa yang belum bisa dilakukan dan lain-lainnya Dia juga menyadari para peserta konvensi memiliki kemampuan dan integritas, lantas kenapa mereka tidak dimajukan untuk menjadi capres?," ujar Asep.
SBY, menurut dia, berhutang pada bangsa ini untuk memberikan calon presiden yang terbaik dan bukan sekedar populer saja. Asep juga menegaskan bahwa kalangan kampus banyak yang mengapresiasi apa yang dilakukan Partai Demokrat.
"Saya pikir kalau SBY benar-benar memahami apa yang dibutuhkan bangsa ini, maka popularitas dan elaktabilitas bukan menjadi persoalan utama," tambahnya.
Asep menekankan, konvensi adalah cara yang partisipatif, kualitatif, aspiratif dan transparan dan tidak ada hubungannya dengan proses koalisi maupun hasil Pileg.
"Tuntaskan dulu konvensi, baru setelah itu bicara strategi koalisi," tegasnya.
Dia menyayangkan sikap Ketua Harian Partai Demokrat, Syarief Hasan yang ingin mengusung Sri Sultan Hamengku Buwono X sebagai capres Partai Demokrat.
"Ini mendegradasi para peserta Partai Demokrat di depan masyarakat. Ini juga mendegradasi keputusan mereka sendiri menggelar konvensi, kan tidak nyambung jika dikatakan peserta konvensi adalah hasil saringan putra-putra terbaik bangsa, tapi belakangan ternyata mereka dipatahkan dan dikatakan seolah-olah mereka tidak baik. Ini kan sama seperti memercik air didulang terkena muka sendiri," tandasnya
-
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tuangkan ide, saran, masukan, kritik Anda di sini untuk membangun Indonesia yang jaya dan sejahtera. Bebas dan demokratis. Tapi jangan spam dong... Terimakasih