coia

Menu

Peduli Wartawan Terdampak Covid-19

Peduli Wartawan Terdampak Covid-19
Anda memiliki kepedulian pada wartawan kami yang terdampak pandemi virus corona (Covid-19)? Salurkan kepedulian dan kasih Anda dengan mengirimkan donasi ke * BANK BCA NO REKENING 2291569317 * BANK BNI NO REKENING 0428294880 * BANK BRI NO REKENING 0539-01-008410-50-1 Semoga Tuhan YME membalas dengan rezeki yang bertambah.

Pencarian

Kamis, 18 Juni 2009

Megawati: Intel Jangan Disuruh Tekan Rakyat!

* PRESIDENTIAL *
-MEDAN - Calon presiden Megawati Soekarnoputri meminta kepada salah satu kandidat capres untuk tidak memperalat aparat baik dari kalangan kepolisian maupun TNI demi kepentingan politiknya. Megawati yang juga Ketua Umum DPP PDI Perjuangan ini mengatakan hal tersebut saat melakukan kampanye di depan ribuan massa pendukungnya di Lapangan Merdeka, Medan, Sumatera Utara, Selasa (16/6).

Menurutnya, di era reformasi ini pemerintahan saat ini jangan membangun demokrasi yang terkesan tidak sehat, melibatkan aparat, menekan rakyat jelang pemilu presiden, Juli mendatang.



"Di zaman reformasi saat ini jangan lagi polisi disuruh nekan rakyat. Lalu, intel disuruh nekan rakyat, Babinsa disuruh menekan rakyat, Koramil disuruh nekan rakyat, untuk menakut-nakuti rakyat agar memilih capres tertentu," kata Mega yang disambut riuh massa pendukungnya.



"Membangun demokrasi, haruslah dengan proses yang jujur, adil sehingga bangsa Indonesia sebagai negara bisa menunjukkan dirinya bermartabat," pinta Megawati.



Oleh karenanya, seru Megawati, dalam orasi tanpa teks ini meminta pada pemerintah yang kembali maju sebagai capres dapat menjamin rakyat yang akan berpartisipasi pada pilpres nanti tidak ditakut-takuti dalam hal sikap politiknya.



"Jangan sampai, rakyat yang hendak ke TPS (tempat pemungutan suara), lalu dicegat di tengah jalan oleh intel, Babinsa maupun aparat lain, menakut-nakuti. Kalau tidak memilih ini akan begini atau kalau tidak memilih itu akan begitu," tegasnya.



Mega meyakinkan, pihaknya tak akan tinggal diam kalau hal itu terjadi. Mega mengakui memiliki pengetahuan serta jaringan yang dapat memantau, apakah kekuasaan menggunakan aparatnya atau tidak dalam pilpres nanti.



"Saya tahu ada yang begitu. Tapi, dalam pilpres nanti saya tak akan membiarkannya itu terjadi. Jangan gampang dipengaruhi dalam menentukan pilihan," ujarnya.



"Jangan tergoda dengan uang Rp 50.000 atau Rp 100.000 jika itu tidak sesuai dengan prinsip (politik). Rakyat tidak boleh takut dengan tekanan-tekanan oleh pihak tertentu yang menginginkan kemenangan dengan segala cara. Jangan takut! Saya Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto katakan, rakyat tidak bisa ditekan, rakyat tak bisa ditakut-takuti oleh yang memegang kekuasaan," kata Mega dengan nada meninggi.



Salah satu cara penekanan yang dilakukan, kata Mega, adalah dengan menggiring opini publik agar pilpres berjalan satu putaran dan dengan menyatakan sudah mendapatkan 70 persen dukungan dari rakyat. Pilpres sudah ada aturannya. Bagaimana mekanisme dan sistem pilpres dilakukan. Dan seolah-olah, lanjutnya lagi, dirinya yang memiliki banyak pendukung dianggap sudah tidak ada lagi dalam pilpres kali ini.



"Memangnya dikira saya ini enggak punya pendukung? Kok gampang sekali mengatakan 70 persen? Itu datangnya dari mana?" tandasnya. (sihc/skoc) ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tuangkan ide, saran, masukan, kritik Anda di sini untuk membangun Indonesia yang jaya dan sejahtera. Bebas dan demokratis. Tapi jangan spam dong... Terimakasih

BERKARYA UNTUK BANGSA & NEGARA

Situs KIta CInTA (Kita Cinta Tanah Air) Indonesia kami persembahkan untuk masyarakat Indonesia yang cinta tanah air dimana pun berada. Kami menantikan karya Anda untuk mengisi konten di situs ini. Baik itu tulisan maupun foto tentang pejabat partai, daerah, negara termasuk ativitas partai, pemerintahan mulai dari Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat. Juga segala kegiatan yang berkaitan dengan kenegaraan. Caranya, kirim karya tulis atau foto Anda ke e-mail: aagwaa@yahoo.com.

Komentar Anda