-KUPANG - Sejumlah tokoh eks Timor Timur (Timtim) pada Sabtu petang (5/9) melakukan pertemuan di Kupang, guna menentukan 13 orang yang akan menemui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk menyampaikan berbagai persoalan yang masih tersisa dari penanganan pengungsi Timtim sejak tahun 1999.
Keterangan yang diperoleh dari Hukman Reni SH, juru bicaca mantan Wakil Panglima Pasukan Pejuang Integrasi (PPI) Timtim Eurico Guterres, di Kupang, Minggu [06/09] mengatakan, pertemuan para tokoh tersebut digagas antara lain oleh Eurico.
Keputusan untuk menemui Presiden SBY setelah dilantik menjadi Presiden periode 2009-2014, karena penanganan eks pengungsi Timtim masih menyisakan banyak persoalan, tidak hanya perumahan tetapi juga program pemberdayaan.
Pemerintah, kata Hukman yang juga direktur Guterres Foundation itu, memang sudah membangun banyak perumahan untuk eks pengungsi Timtim, namun ada ribuan warga belum memperolehnya.
Sementara ribuan rumah yang sudah dibangun, tidak ditempati karena berbagai alasan, seperti jauh dari akses sosial dan ekonomi karena tidak ada jalan masuk ke pemukiman, tidak ada sekolah, sarana kesehatan dan pasar.
Bahkan, katanya, lahan untuk usaha pertanian tidak tersedia, padahal sebagian besar eks pengungsi yang kini masih bertahan di kamp-kamp darurat adalah petani, bukan pegawai negeri sipil (PNS), pedagang atau profesi lain.
Karena sebagian besar adalah petani, tingkat ketergantungan mereka terhadap lahan untuk bertani sangat tinggi, katanya.
Para tokoh, lanjut Hukman, menyimpulkan bahwa penanganan eks pengungsi Timtim dilakukan setengah hati karena sudah menelan dana triliunan rupiah, namun masih banyak persoalan yang belum diselesaikan.
Karena besarnya dana penanganan eks pengungsi Timtim, para tokoh eks Timtim juga minta kepada pihak terkait untuk melakukan audit dana, agar semua pihak bisa mengukur, apakah dana triliunan rupiah itu efektif atau tidak.
Ketika menjawab pertanyaan mengenai tokoh-tokoh yang akan menemui Presiden SBY tersebut, Hukman belum bisa menyebut nama-nama, namun mengatakan para tokoh itu mewakili 13 bekas kabupaten ketika Timtim menjadi provinsi ke-27 saat berintergrasi dengan Indonesia antara tahun 1975 sampai dengan referendum tahun 1999.
Kabupaten yang kini telah berubah menjadi distrik itu adalah Dili, Bobonaro, Ainaro, Covalima, Viqueque, Lospalos, Aileu, Ambenu, Same, Liquisa, Ermera, Baucau dan Manatuto.
Dengan keterwakilan semua daerah tersebut, diharapkan tim yang akan menemui Presiden SBY nanti, bisa mewakili puluhan ribu eks pengungsi, katanya. (sihc/sbsc) ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tuangkan ide, saran, masukan, kritik Anda di sini untuk membangun Indonesia yang jaya dan sejahtera. Bebas dan demokratis. Tapi jangan spam dong... Terimakasih