coia

Menu

Peduli Wartawan Terdampak Covid-19

Peduli Wartawan Terdampak Covid-19
Anda memiliki kepedulian pada wartawan kami yang terdampak pandemi virus corona (Covid-19)? Salurkan kepedulian dan kasih Anda dengan mengirimkan donasi ke * BANK BCA NO REKENING 2291569317 * BANK BNI NO REKENING 0428294880 * BANK BRI NO REKENING 0539-01-008410-50-1 Semoga Tuhan YME membalas dengan rezeki yang bertambah.

Pencarian

Senin, 07 September 2009

SBY Rangkul Semua Parpol, Pemerintah Lemah

* PRESIDENTIAL *
-BANDA ACEH - Pengamat politik Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh, M Jafar menilai, pemerintahan akan lemah akibat tidak adanya kontrol apabila semua partai politik mendapatkan “jatah” menempatkan wakilnya sebagai menteri di kabinet.

“Kalau memang Presiden terpilih Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan merangkul semua parpol, maka pemerintahan akan lemah, karena parlemen tidak bisa berbuat apa-apa mengingat kader parpolnya jadi menteri,” katanya di Banda Aceh, Senin [07/09] . Menurut dia, akan lebih banyak sisi negatifnya ketimbang positifnya apabila SBY benar-benar melakukan hal tersebut.



Negatifnya, katanya, sistem kenegaraan sangat lemah dan peluang terhadap ketidakadilan semakin besar, parlemen tidak bisa independen, sehingga kontrol terhadap pemerintah lemah.



“Akhirnya pemerintahan mendatang tidak jauh bedanya dengan pemerintahan orde baru, karena dikendalikan oleh satu orang,” kata Jafar yang juga mantan Ketua Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh.



Positifnya, lanjutnya Jafar, pemerintahan akan berjalan lancar, karena tidak ada “gangguan”, khususnya dari parlemen.



Untuk itu, ia berpendapat, sebaiknya ada partai yang tidak duduk di pemerintahan, seperti Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang menjadi oposisi.



“Saya tidak tahu, apakah PDIP akan menjadi oposisi lagi atau tidak. Tapi, perkembangan politik selama ini, sepertinya partai tersebut tidak ingin lagi jadi oposan,” ujarnya.



Untuk itu, ia menyarankan agar Partai Golkar menjadi oposisi, karena selain untuk mengontrol pemerintahan juga menumbuhkan kembali kepercayaan masyarakat terhadap partai berlambang pohon beringin itu yang mulai menurun.



Bila Partai Golkar tetap bergabung dengan pemerintah, maka nilai jualnya sangat kecil, karena dari hasil Pemilu legislatif dan presiden suara dari partai itu jauh kalah dengan Partai Demokrat sebagai pemenang.



“Jadi, kalaupun bergabung, maka Partai Golkar hanya sebagai pelengkap dalam pemerintahan,” ujarnya.



Karena, lanjutnya, bila pemerintahan mendatang dinilai berhasil, maka tidak akan berpengaruh terhadap Partai Golkar.



Tapi, sebaliknya, apabila pemerintahan mendatang gagal, maka rakyat akan condong kepada partai oposan. Dan itu kesempatan bagi Golkar untuk mengambil simpati rakyat, katanya. “Oleh karena itu, partai oposisi merupakan jalan yang tepat bagi Golkar untuk menumbuhkan kembali kepercayaan masyarakat,” kata Jafar. (sihc/sbsc) ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tuangkan ide, saran, masukan, kritik Anda di sini untuk membangun Indonesia yang jaya dan sejahtera. Bebas dan demokratis. Tapi jangan spam dong... Terimakasih

BERKARYA UNTUK BANGSA & NEGARA

Situs KIta CInTA (Kita Cinta Tanah Air) Indonesia kami persembahkan untuk masyarakat Indonesia yang cinta tanah air dimana pun berada. Kami menantikan karya Anda untuk mengisi konten di situs ini. Baik itu tulisan maupun foto tentang pejabat partai, daerah, negara termasuk ativitas partai, pemerintahan mulai dari Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat. Juga segala kegiatan yang berkaitan dengan kenegaraan. Caranya, kirim karya tulis atau foto Anda ke e-mail: aagwaa@yahoo.com.

Komentar Anda