-MEDAN - Presiden terpilih, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) perlu mempertimbangkan rekam jejak calon menteri yang akan mengisi kabinetnya, khususnya terkait keterlibatan dalam dugaan korupsi.
Rekam jejak itu dibutuhkan untuk mendukung terciptanya pemerintahan yang baik sebagimana dicita-citakan SBY, kata Direktur Eksekutif Pusat Kajian Konstitusi, Hukum dan HAM (Puskohham) Sumut, Ansari Yamamah di Medan, Senin [07/09] .
Ia mengatakan, memiliki menteri yang punya rekam jejak bersih sangat dibutuhkan untuk merealisasikan program yang dicanangkan pemerintah. Tanpa kriteria itu dikhawatirkan program yang dicanangkan SBY tidak akan tepat sasaran, baik disebabkan adanya praktik korupsi maupun faktor lainnya. Istilahnya, lain kepala lain pula ekor, katanya.
Kriteria itu juga, kata dia, dibutuhkan untuk mendukung citra SBY yang cukup bersih di mata rakyat, khususnya dalam lima tahun pertama pemerintahannya.
Kalau tidak, dikhawatirkan juga keberadaan anggota kabinet baru justru menjatuhkan kredibilitas SBY dan pemerintahan yang dipimpinnya.
Bisa-bisa seperti menggunting dalam lipatan. Memang, kalau mau diungkap secara jujur hampir tidak ada elit politik nasional yang benar-benar bersih dan bebas dari perilaku korupsi. Namun SBY tentu tetap diharapkan mempertimbangkan rekam jejak terkait korupsi untuk pentingan nasional jangka panjang, tambahnya. Ia memperkirakan SBY akan kesulitan mencari tokoh yang benar-benar bersih. Tapi paling tidak SBY diharapkan memilih calon menteri yang paling sedikit dosanya, kata Ansari. Sebelumnya, pada acara berbuka puasa bersama dengan komponen Partai Demokrat di kediaman pribadinya di Puri Cikeas, Sabtu (5/9) malam, SBY menyatakan sedang menyusun anggota kabinet yang akan memiliki pakta integritas.
SBY juga menyusun aturan main antara anggota cabinet dengan kepala pemerintahan agar tidak menimbulkan masalah yang seharusnya tidak perlu terjadi. Namun SBY belum bersedia menyebutkan nama-nama calon menteri yang akan membantu pemerintahannya, tetapi akan disampaikan setelah 1 Oktober mendatang. (sihc/sbsc) ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tuangkan ide, saran, masukan, kritik Anda di sini untuk membangun Indonesia yang jaya dan sejahtera. Bebas dan demokratis. Tapi jangan spam dong... Terimakasih