-SURABAYA Sebagian besar kiai pengasuh pondok pesantren Nahdlatul Ulama di Jawa Timur mendukung pasangan capres dan cawapres Jusuf Kalla-Wiranto. Meski demikian, sebagai institusi organisasi masyarakat, Nahdlatul Ulama tak akan condong pada pasangan capres tertentu.
Demikian diungkapkan Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur KH Hasan Mutawakkil Alallah, di sela pembukaan Musyawarah Kerja Wilayah I Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, Selasa (2/6) di Surabaya.
Mayoritas kiai-kiai sepuh pengasuh pondok pesantren mendukung Jusuf Kalla-Wiranto (JK-Win). "Yang saya kagumi adalah persatuannya karena dulu waktu pilgub sempat terpecah-belah," ucapnya.
Waktu pilgub Jawa Timur, para kiai NU terpecah-pecah dalam kubu pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur Soekarwo-Saifullah (Karsa) dan Khofifah-Moedjiono (Kaji). Namun, saat ini mereka bersatu kembali.
Roh NU
Menurut Hasan, sebagai institusi, NU tak boleh memiliki kecenderungan pada partai maupun pasangan capres tertentu. Namun, ia tak mengingkari, roh NU berada pada sosok kiai-kiai sepuh.
Beliau-beliaulah yang bisa memandikan dan mendandani, serta menghidupkan NU. "Ketika para kiai memiliki kehendak dan kesepakatan, maka harus kami syukuri," tuturnya.
Hasan menambahkan, jika seorang kiai pengasuh pondok pesantren sekaligus pengurus NU akan menjadi juru kampanye pasangan capres tertentu, maka mereka secara resmi harus mengajukan cuti atau nonaktif dari kepengurusan NU terlebih dulu.
Dukungan para kiai NU terhadap pasangan JK-Win diakui Ketua Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa Jawa Timur Kiai Haji Aziz Mansyur. Menurutnya, para kiai mendukung JK-Win karena pasangan tersebut memiliki komitmen jelas pada NU.
Dalam doa pembukaan Musyawarah Kerja Wilayah I PWNU Jawa Timur, pengasuh Pondok Pesantren Besuk, Pasuruan, Kiai Mas Ahmad Subadar mengungkapkan, jadikanlah JK Presiden RI yang menjaga akidah ahlussunah wal jamaah. Doa itu bukan kepastian, tetapi harapan. Para kiai berharap, pasangan JK-Win dapat menjadi perekat elemen bangsa yang bermacam-macam, tambah Hasan. (sihc/skoc)
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tuangkan ide, saran, masukan, kritik Anda di sini untuk membangun Indonesia yang jaya dan sejahtera. Bebas dan demokratis. Tapi jangan spam dong... Terimakasih