Dari data worldometers Selasa pukul 20.87 tercatat Indonesia mencatat 1.748 kasus baru. Sedangkan India yang menempati peringkat tiga jumlah positif di dunia, melaporkan ada 1.633 kasus baru. Pemegang rekor terbanyak positif terdampak virus yang muncul di Wuhan, China, itu, Amerika Serikat hanya mencatat 122 kasus baru.
Memang, untuk jumlah total kasus positif Indonesia masih jauh berada di bawah India dan AS. Jumlah positif di India 1.484.136 dan AS 4.433.532 orang. Namun dengan penambahan kasus baru yang tetap tinggi menjadi cermin penyebaran Covid-19 di Indonesia masih gawat.
Dengan penambahan 1.748 kasus baru, Indonesia mencatat jumlah total pasien positif 102.051 orang dan tetap berada di urutan 24 dunia. Indonesia semakin mendekati dua negara Asia lainnya, Qatar dengan positif 109.597 dan Irak 112.585 orang yang pada periode sama tidak melaporkan kasus baru.
Untuk tingkat Asia, Indonesia berada di urutan delapan. Di kawasan Asia Tenggara, Indonesia masih tertinggi. Di atas Filipina yang pasien positifnya 83.673 orang setelah penambahan 1.678 kasus baru.
Penambahan kasus baru yang dilansir worldmaster tidak berbeda dengan data perkembangan terbaru percepatan penanganan Covid-19 yang dilansir pemerintah. Satuan Tugas Penanganan Covid-19 memberikan informasi berdasarkan data yang masuk hingga Selasa pukul 12.00 WIB, total ada 102.051 kasus Covid-19, terhitung sejak diumumkannya kasus pertama pada 2 Maret 2020. Jumlah itu akibat adanya penambahan 1.748 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir.
Penambahan kasus baru itu didapatkan setelah dilakukan pemeriksaan terhadap 22.563 spesimen dari 15.222 orang yang diambil sampelnya. Total sudah dilakukan pemeriksaan 1.417.322 spesimen dari 823.168 orang yang diambil sampelnya. Artinya, satu orang bisa menjalani pemeriksaan spesimen lebih dari satu kali.
Data yang sama juga memperlihatkan bahwa ada penambahan 2.366 pasien Covid-19 yang sembuh setelah dua kali pemeriksaan dengan metode polymerase chain reaction memperlihatkan hasil negatif virus corona. Dengan demikian, total ada 60.539 pasien Covid-19 yang dianggap sembuh dan tidak lagi terinfeksi virus corona.
Akan tetapi, masih ada penambahan pasien Covid-19 yang meninggal dunia. Dalam periode 27 - 28 Juli 2020, ada penambahan 63 pasien Covid-19 yang tutup usia. Sehingga, total pasien Covid-19 yang meninggal mencapai 4.901 orang.
Saat ini, pemerintah menyatakan masih ada 36.611 pasien Covid-19 yang masih dalam perawatan. Selain itu, tercatat ada 46.648 orang yang berstatus suspek.
Data Sebaran
Hingga saat ini, pemerintah memastikan kasus Covid-19 sudah tercatat di semua provinsi atau 34 provinsi dari Aceh hingga Papua. Secara khusus, ada 471 kabupaten/kota dari 34 provinsi yang terdampak penularan virus corona.
Dalam data lima provinsi yang mencatat penambahan kasus tinggi DKI Jakarta yang terbanyak dengan 409 kasus baru. Setelah itu Jawa Timur dengan 313 kasus baru, Jawa Tengah dengan 185 kasus baru, Sulawesi Selatan dengan 132 kasus baru dan Jawa Barat dengan 128 kasus baru.
Di sisi lain, ada lima provinsi yang tidak terdapat kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir. Kelima provinsi itu adalah Bangka Belitung, Jambi, Sulawesi Tenggara, Lampung dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Selain penambahan kasus, perubahan zonasi juga terjadi. Daerah yang masuk menjadi zona merah juga bertambah, dari semula pada 19 Juli 2020 sebanyak 35 kabupaten/kota, kini bertambah jadi 53 kabupaten/kota. Zona merah terdapat pada 15 provinsi dengan total daerah ada 53 kabupaten/kota. Di antaranya Sumatera Utara (5), Sumatera Selatan (1), Sulawesi Utara (3), Sulawesi Tenggara (1), Papua (1), Sulawesi Selatan (1), Nusa Tenggara Barat (2), Kalimantan Timur (1) Kalimantan Tengah (4), Kalimantan Selatan (8), Jawa Timur (9), Jawa Tengah (8), Gorontalo (3), DKI Jakarta (5) dan Bali (1).
Selain zona merah, daerah yang termasuk zona oranye juga ikut bertambah dari semula 169 daerah kini menjadi 185 daerah. “Ini bukan kabar yang mengembirakan, dan ini perlu menjadi perhatian kita bersama," kata Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito.
Menurut
Wiku, yang menjadi perhatian utama adalah klaster penyumbang kenaikan kasus,
antara lain: pasar dan tempat pelelangan ikan (TPI), pesantren, lokal
transmisi, fasilitas kesehatan, seminar, mal, tempat ibadah dan perkantoran.
“Mohon kerja sama dari satgas di daerah, agar operator dari para penyelenggara
fasilitas ini agar betul-betul dilakukan monitoring dan evaluasi. Andaikata
terjadi penambahan kasus, berarti ada yang tidak sempurna dalam
pelaksanaannya,” kata Wiku. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tuangkan ide, saran, masukan, kritik Anda di sini untuk membangun Indonesia yang jaya dan sejahtera. Bebas dan demokratis. Tapi jangan spam dong... Terimakasih