Pada hari itu para pimpinan MPR menemui Presiden untuk mengundang ke acara sidang tahunan MPR pada 14 Agustus. Presiden akan menghadiri langsung sidang tahunan MPR pada 14 Agustus 2020 dengan tetap mematuhi protokol kesehatan guna mencegah penularan Covid-19. Dalam acara sidang tahunan itu, Presiden Joko Widodo akan menyampaikan pidato kenegaraan
Sidang tahunan MPR pada tahun ini dimajukan menjadi tanggal 14 Agustus, bukan pada tanggal 16 Agustus 2020 seperti biasanya, karena pada tanggal sehari sebelum peringatan kemerdekaan itu merupakan hari libur. Namun, karena tanggal 16 Agustus jatuh pada hari Minggu, majukan pada hari Jumat (14/8/2020).
Demikian disampaikan Ketua MPR Bambang Soesatyo seusai pertemuan dengan Presiden itu. Dalam bagian lain, Bamsoet juga menceritakan isi pembicaraan para pimpinan MPR lainnya dengan Presiden. Dalam pertemuan tersebut, ungkap Bambang, dua Wakil Ketua MPR yakni Jazilul Fawaid yang merupakan politisi PKB dan Syarief Hasan yang merupakan politisi Demokrat bertanya soal reshuffle ke Jokowi.
"Presiden Jokowi hanya terkekeh-kekeh dan tidak menjawab secara langsung tentang isu reshuffle," kata Bambang dalam keterangan tertulis, Kamis (8/7/2020).
Seperti dilansir kompas.com, dia menambahkan pada intinya Presiden hendak mengingatkan para menterinya agar bekerja ekstra keras dan cepat dengan mengeluarkan ancaman reshuffle. Bambang mengatakan, Presiden selalu memantau kinerja menterinya setiap saat, usai melontarkan wacana reshuffle saat membuka sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, pada 18 Juni. Bahkan, lanjut Bambang, Presiden juga memantau kinerja kementerian hingga menghubungi para direktur jenderal (dirjen) dan sekretaris jenderal (sekjen) kementerian yang ia pantau.
"Kata Presiden, beliau setiap hari langsung turun ikut mengawasi. Sekarang ini, tidak hanya menteri yang ditanya. Tapi dikejar juga sampai ke sekjen dan dirjen kementerian," ujar Bambang. "Itu penjelasan Presiden. Artinya, Presiden tidak ingin ada menteri yang main-main," katanya.
Menurut Bambang, Jokowi tidak menyampaikan langsung secara eksplisit, apakah akan ada reshuffle atau tidak. "Silakan tafsirkan sendiri pandangan Presiden tersebut," ujarnya.
Wacana reshuffle sebelumnya dilontarkan Jokowi saat membuka sidang kabinet paripurna pada 18 Juni. Jokowi kesal dengan para menterinya karena bekerja kurang optimal di masa krisis. Ia pun mengancam tak segan mengambil langkah reshuffle agar kabinetnya bekerja optimal. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tuangkan ide, saran, masukan, kritik Anda di sini untuk membangun Indonesia yang jaya dan sejahtera. Bebas dan demokratis. Tapi jangan spam dong... Terimakasih