-BANDA ACEH - Malio (40), warga asal Kabupaten Aceh Tengah Provinsi Aceh, membuat "kursi perdamaian" yang akan dipersembahkan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Ini khusus dibuat dan akan dipersembahkan kepada Bapak Susilo Bambang Yudhoyono, sebagai rasa terima kasih atas jasa-jasanya yang telah membuat aman suasana di Aceh, kata budayawan Aceh, LK Ara di Banda Aceh, Rabu [09/09] .
LK Ara bersama Zulkifli Agib bertindak sebagai fasilitator pembuat kursi perdamaian yang akan diserahkan kepada presiden SBY dan akan diserahkan sesuai jadwal yang ditetapkan nanti.
Konflik bersenjata di Aceh berakhir setelah penandatanganan nota kesepahaman bersama antara Pemerintah dengan pihak Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Helsinki, Finlandia pada 15 Agustus 2005.
Kursi perdamaian itu khusus dirancang dan dibuat untuk diserahkan kepada dua tokoh perdamaian Aceh yakni Gubernur Irwandi Yusuf dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, kata LK Ara menambahkan.
Kursi perdamaian untuk Irwandi Yusuf telah diserahkan langsung kepada yang bersangkutan. Sementara penyerahan untuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono direncanakan pada Oktober 2009.
Bahan baku untuk membuat kursi perdamaian itu yakn kayu jenis grufel (bahasa Gayo) atau Grupai bahasa dari Aceh pesisir. Kayu jenis tersebut hanya bisa ditemukan di kawasan hutan.
Itu sebenarnya bukan dalam bentuk pohon yang ditebang di tengah hutan, tapi akar pohon grufel berumur hidup puluhan tahun. Untuk mendapat akar kayu grufel ini tidak mudah, sebab harus digali dengan kedalamannya bisa mencapai lima meter, katanya.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pernah mencoba duduk di atas kursi perdamaian milik Irwandi Yusuf ketika pembukaan Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) pada 5 Agustus 2009.
Saat presiden duduk di kursi perdamaian yang telah kami serahkan kepada Irwandi Yusuf, beliau (presiden) menyatakan enak juga kursi ini, kata LK Ara mengutip pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat di Aceh.
Secara filosifis, budayawan LK Ara menjelaskan Mario, pengrajin perabotan rumah tangga itu pernah berniat jika konflik mereda, maka ia akan membuat kursi perdamaian dan akan diserahkan kepada tokoh yang berjasa terhadap perdamaian Aceh itu.
Jadi Mario sangat berbahagia bisa mewujudkan cita-citanya membuat sepasang kursi perdamaian tersebut. Saat Aceh konflik, ia susah mendapat bahan baku kayu, namun kesulitan itu kini sudah berakhir setelah Aceh aman dan damai, kata LK Ara. (sihc/sbsc) ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tuangkan ide, saran, masukan, kritik Anda di sini untuk membangun Indonesia yang jaya dan sejahtera. Bebas dan demokratis. Tapi jangan spam dong... Terimakasih