-JAKARTA - Para Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) harus menjelaskan bagaimana cara mereka mewujudkan target pertumbuhan ekonomi yang diusung dalam visi dan misi masing-masing pasangan.
"Para capres-cawapres ini jangan hanya menyampaikan target besaran pertumbuhan ekonomi yang berkisar enam hingga 10 persen. Namun, kritisi bagaimana cara mewujudkannya," kata pengamat ekonomi Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri, di Jakarta, Sabtu.
Menurut dia, berapa pun besar pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan, namun tidak disampaikan cara mencapainya, maka masyarakat akan sulit menerimanya.
Ia menjelaskan, dengan kondisi APBN Indonesia saat ini, untuk mencapai pertumbuhan ekonomi enam persen, dengan tingkat inflasi sekitar lima persen, dibutuhkan dana sekitar Rp1.500 triliun per tahun.
"Dari mana akan diperoleh dana sebanyak itu. Hal inilah yang harus dijelaskan para capres kepada masyarakat," katanya.
Faisal menuturkan, untuk memperoleh dana sebanyak itu, efisiensi APBN serta penerimaan dari sektor pajak hanya mampu menyumbang sekitar Rp160 triliun hingga Rp180 triliun.
Selain menarik investasi asing, kata dia, pinjaman dari luar negeri mutlak dibutuhkan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan.
"Tidak ada satu negara pun di dunia yang tidak memiliki utang luar negeri. Kita masih memerlukan pinjaman dari luar, namun semangat yang harus diusung ialah mengurangi ketergantungan terhadap asing," katanya.
Menurut dia, tren pinjaman luar negeri atau utang baru Indonesia pada pemerintahan saat ini cenderung menurun di banding sebelumnya.
"Memang pengeluaran pemerintah untuk membayar utang cukup tinggi, karena pinjaman sebelumnya jatuh tempo pada saat yang bersamaan," katanya.
Namun, kata dia, secara umum besar utang Indonesia terus menurun. (sihc/saci)***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tuangkan ide, saran, masukan, kritik Anda di sini untuk membangun Indonesia yang jaya dan sejahtera. Bebas dan demokratis. Tapi jangan spam dong... Terimakasih