coia

Menu

Peduli Wartawan Terdampak Covid-19

Peduli Wartawan Terdampak Covid-19
Anda memiliki kepedulian pada wartawan kami yang terdampak pandemi virus corona (Covid-19)? Salurkan kepedulian dan kasih Anda dengan mengirimkan donasi ke * BANK BCA NO REKENING 2291569317 * BANK BNI NO REKENING 0428294880 * BANK BRI NO REKENING 0539-01-008410-50-1 Semoga Tuhan YME membalas dengan rezeki yang bertambah.

Pencarian

Sabtu, 30 Mei 2009

Capres Harus Jelaskan Cara Wujudkan Pertumbuhan Ekonomi

* PRESIDENTIAL *
-JAKARTA - Para Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) harus menjelaskan bagaimana cara mereka mewujudkan target pertumbuhan ekonomi yang diusung dalam visi dan misi masing-masing pasangan.

"Para capres-cawapres ini jangan hanya menyampaikan target besaran pertumbuhan ekonomi yang berkisar enam hingga 10 persen. Namun, kritisi bagaimana cara mewujudkannya," kata pengamat ekonomi Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri, di Jakarta, Sabtu.

Menurut dia, berapa pun besar pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan, namun tidak disampaikan cara mencapainya, maka masyarakat akan sulit menerimanya.

Ia menjelaskan, dengan kondisi APBN Indonesia saat ini, untuk mencapai pertumbuhan ekonomi enam persen, dengan tingkat inflasi sekitar lima persen, dibutuhkan dana sekitar Rp1.500 triliun per tahun.

"Dari mana akan diperoleh dana sebanyak itu. Hal inilah yang harus dijelaskan para capres kepada masyarakat," katanya.

Faisal menuturkan, untuk memperoleh dana sebanyak itu, efisiensi APBN serta penerimaan dari sektor pajak hanya mampu menyumbang sekitar Rp160 triliun hingga Rp180 triliun.

Selain menarik investasi asing, kata dia, pinjaman dari luar negeri mutlak dibutuhkan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan.

"Tidak ada satu negara pun di dunia yang tidak memiliki utang luar negeri. Kita masih memerlukan pinjaman dari luar, namun semangat yang harus diusung ialah mengurangi ketergantungan terhadap asing," katanya.

Menurut dia, tren pinjaman luar negeri atau utang baru Indonesia pada pemerintahan saat ini cenderung menurun di banding sebelumnya.

"Memang pengeluaran pemerintah untuk membayar utang cukup tinggi, karena pinjaman sebelumnya jatuh tempo pada saat yang bersamaan," katanya.

Namun, kata dia, secara umum besar utang Indonesia terus menurun. (sihc/saci)***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tuangkan ide, saran, masukan, kritik Anda di sini untuk membangun Indonesia yang jaya dan sejahtera. Bebas dan demokratis. Tapi jangan spam dong... Terimakasih

BERKARYA UNTUK BANGSA & NEGARA

Situs KIta CInTA (Kita Cinta Tanah Air) Indonesia kami persembahkan untuk masyarakat Indonesia yang cinta tanah air dimana pun berada. Kami menantikan karya Anda untuk mengisi konten di situs ini. Baik itu tulisan maupun foto tentang pejabat partai, daerah, negara termasuk ativitas partai, pemerintahan mulai dari Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat. Juga segala kegiatan yang berkaitan dengan kenegaraan. Caranya, kirim karya tulis atau foto Anda ke e-mail: aagwaa@yahoo.com.

Komentar Anda