KCI - JAKARTA:
Kembali mencatat penambahan kasus baru per-hari terpapar pandemi virus corona
(Covid-19) di atas angka 1.000, Rabu (15/7/2020) membuat Indonesia kini berada di posisi
delapan Asia. Bahkan bukan tidak mungkin Indonesia akan melewati posisi China
yang merupakan negara sumber awal Covid-19.
Berdasarkan
keterangan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto
ada 1.522 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir. Penambahan itu menyebabkan
kini kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 80.094 orang, terhitung sejak kasus
pertama diumumkan Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020.
Disebutkan,
jumlah 1.522 kasus baru itu didapat setelah dilakukan pemeriksaan 24.871
spesimen terhadap 15.491 orang dalam sehari. Dengan catatan, satu orang bisa
menjalani pemeriksaan spesimen lebih dari sekali. Adapun total sudah ada
pemeriksaan 1.122.339 spesimen dari 657.655 orang yang diperiksa.
Yurianto
mengemukakan, dalam periode yang sama, ada penambahan 1.414 pasien sembuh. setelah
dua kali pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR) yang memperlihatkan hasil
negatif virus corona. Dengan demikian, total ada 39.050 pasien yang kini
dianggap sembuh dari Covid-19 dan tak lagi terinfeksi virus corona. Sedangkan
untuk pasien meninggal ada penambahan 87 orang. "Sehingga total ada 3.797
pasien meningggal dunia hingga saat ini," ujar Yurianto.
Dengan
jumlah positif 80.094 orang maka Indonesia berada di posisi delapan besar
negara terpapar Covid-19 di Asia. Indonesia tepat berada di bawah China yang mencatat
85.568 positif. Bila kasus baru terus bertambah dengan angka tinggi maka
Indonesia bisa melewati China dalam waktu yang tidak lama lagi.
India
masih menjadi negara Asia dengan jumlah tertinggi positif Covid-19 yang
berjumlah 936.181 orang. Setelah itu Iran dengan 262.173, Pakistan 253.604, Arab Saudi 237.803, Bangladesh
193.590, dan Qatar 104.533.
Untuk
tingkat dunia, Indonesia berada di urutan 25. Peringkat tertinggi masih
ditempati Amerika Serikat dengan 3.483.905. Untuk lima besar berikutnya ada Brasil
1.926.824, India 936.181, Rusia 746.369,
dan Peru 333.867.
Sedangkan
di Asia Tenggara Indonesia menjadi yang tertinggi. Berada di atas Filipina 58.850,
Singapura 46.878, Malaysia 8.734, Thailand 3.232, Vietnam 372, Myanmar 336, Kamboja
165,
Brunei
Darussalam 141, Timor-Leste 24, dan Laos 19.
Dalam
bagian lain Yurianto mengemukakan, jumlah suspek terkait Covid-19 di Indonesia
mencapai 47.859 orang. "Kasus suspek sebanyak 47.859, ini yang saat ini
sedang kita pantau," kata Yurianto dalam konferensi persnya di Graha BNPB,
Jakarta.
Mengacu
pada Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/413/2020 tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease 2019 (Covid-19), suspek
merupakan istilah pengganti untuk pasien dalam pengawasan (PDP). Yurianto
mengatakan, para suspek tersebut masih akan terus dipantau dan diawasi secara
ketat. Yurianto menjelaskan, seseorang disebut suspek Covid-19 apabila
mengalami infeksi saluran pernapasan akut ( ISPA).
Selain
itu, pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan
atau tinggal di negara/wilayah Indonesia yang melaporkan transmisi lokal.
Istilah suspek juga merujuk pada orang dengan salah satu gejala/tanda ISPA dan
pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan
kasus konfirmasi/probable Covid-19. Atau, orang dengan ISPA berat/pneumonia
berat yang membutuhkan perawatan di rumah sakit dan tidak ada penyebab lain
berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tuangkan ide, saran, masukan, kritik Anda di sini untuk membangun Indonesia yang jaya dan sejahtera. Bebas dan demokratis. Tapi jangan spam dong... Terimakasih