KCI - JAKARTA: Isu reshuffle makin santer setelah Presiden Joko Widodo
(Jokowi) marah-marah kepada menterinya dengan menyatakan tidak segan-segan
membubarkan lembaga negara dan merombak kabinet. Banyak menteri yang menyatakan
pasrah namun ada juga yang bungkam. Bagaimana reaksi Menteri BUMN Erick Thohir
yang dikabarkan akan diganti Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok?
***
Ketika ditanya soal isu itu Erick tengah berada di di
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat. Dia datang untuk
bertemu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Menurut
laporan detikFinance, Erick
merespons-nya santai dengan tersenyum sambil menaikkan alis matanya sebanyak
tiga kali. Namun tidak ada satu patah kata pun keluar dari mulutnya yang
tertutup masker medis tersebut.
Seperti
diketahui, adanya isu reshuffle semakin liar saat beredar daftar nama-nama
menteri yang baru. Berdasarkan daftar nama yang beredar, Erick akan digeser
menjadi Menteri Perdagangan. Sedangkan nama Agus Suparmanto tidak ada dalam
daftar tersebut. Posisi Menteri BUMN kabarnya akan diisi oleh Basuki Tjahaja
Purnama alias Ahok.
detikcom
sempat melakukan konfirmasi kepada beberapa pihak Istana, di antaranya juru
bicara Presiden Fadjroel Rachman, Tenaga Ahli Utama Kantor Sekretariat Presiden
(KSP) Ali Mochtar Ngabalin, dan Tenaga Ahli Utama KSP Donny Gahral Adian.
Ketiganya hingga saat ini belum memberikan respons soal beredarnya nama-nama
tersebut.
Dalam
bagian lain, seperti dilansir CNN Indonesia, Erick mengungkap faktor maraknya
kasus korupsi di tubuh perusahaan pelat merah. Menurutnya, korupsi terjadi
karena ketidakjelasan peran BUMN dalam menjalankan fungsi ekonomi dan pelayanan
publik mereka. "Karena garis merahnya tidak jelas, akhirnya para direksi
mencampuradukkan antara penugasan dan bisnis yang benar. Karena itu terjadi
banyak kasus korupsi, beberapa tahun ini saja sudah ada 53 kasus korupsi di
BUMN," ucapnya lewat video conference pada Kamis (2/7/2020).
Untuk
mengatasi masalah itulah, Erick mengatakan pihaknya tengah memperbaiki
ketidakjelasan itu. Perbaikan dilakukan dengan membuat peta peran BUMN ke dalam
tiga klasifikasi, yaitu pelayanan publik, nilai ekonomi, dan yang ditugaskan
keduanya atau 50:50.
Sementara
perusahaan yang bersifat korporasi dan tak dibebani penyaluran subsidi seperti
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) dan Bank Mandiri ditugaskan menyetor
dividen kepada negara.
Untuk
BUMN yang masuk dalam fungsi pelayanan publik, ia menyebut PT PLN (Persero) dan
PT Pupuk Indonesia (Persero) merupakan contohnya. BUMN tersebut tugasnya bisa
diarahkan pada penyaluran bantuan kepada masyarakat karena sering mendapat
titipan untuk menyalurkan subsidi ke masyarakat.
"Ada
juga yang campur kayak BRI di mana Bank sangat heavy support (banyak membantu)
UMKM dan penyaluran KUR atau pun Pegadaian yang memang berbisnis tapi sangat
membantu masyarakat," terangnya.
Selain
untuk menghindari potensi korupsi, pemetaan klasifikasi dinilainya efektif
dalam mengukur kinerja jajaran direksi. Lebih lanjut, Erick juga mengubah
akuntabilitas pembiayaan kewajiban pelayanan publik (PSO) yang sebelumnya
merupakan tanggung jawab BUMN menjadi formalisasi pendanaan pemerintah.
Artinya,
pemerintah berkewajiban menyertakan pendanaan dalam setiap kebijakan subsidi.
"Tugas PSO kalau menjadi tanggung jawab tetap BUMN tidak sehat. Makanya
kami membuat formula kalau penugasan pemerintah dibedakan bukunya. Supaya PSO
berjalan, korporasi berjalan pendanaan langsung dari pemerintah jangan pakai
cash flow (keuangan) BUMN terus," pungkasnya. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tuangkan ide, saran, masukan, kritik Anda di sini untuk membangun Indonesia yang jaya dan sejahtera. Bebas dan demokratis. Tapi jangan spam dong... Terimakasih