coia

Menu

Peduli Wartawan Terdampak Covid-19

Peduli Wartawan Terdampak Covid-19
Anda memiliki kepedulian pada wartawan kami yang terdampak pandemi virus corona (Covid-19)? Salurkan kepedulian dan kasih Anda dengan mengirimkan donasi ke * BANK BCA NO REKENING 2291569317 * BANK BNI NO REKENING 0428294880 * BANK BRI NO REKENING 0539-01-008410-50-1 Semoga Tuhan YME membalas dengan rezeki yang bertambah.

Pencarian

Rabu, 14 Mei 2014

Pilpres 2014 > Akan Ada Tiga Poros Pengusung Capres

* PRESIDENTIAL * Sumber Asli -- Kasak kusuk koalisi antar-partai makin hari makin runcing. Rabu (14/5) menjadi titik penting perjalanan penyelenggaraan pesta demokrasi Indonesia. Tiga poros koalisi yang bertarung di Pemilu 2014 siang tadi secara terbuka menyuguhkan perang urat saraf untuk persiapan duel politik dalam gelaran Pemilihan Presiden pada Juli 2014 mendatang.

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang telah dinyatakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai pemenang Pemilihan Anggota Legislatif (Pileg) 9 April lalu, menyelenggarakan konferensi pers kerjasama politik dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Nasional Demokrat (Nasdem).
Acara publikasi koalisi ketiga partai bertempat di Kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP di Lenteng Agung Jakarta Selatan dihadiri oleh para petinggi masing-masing partai. Ketua umum ketiga partai secara bergiliran menyampaikan pidato soal kerjasama politik untuk membangun Indonesia selama lima tahun ke depan.
Acara siang itu juga dihadiri oleh kandidat presiden Joko Widodo, atau akrab disapa Jokowi, yang secara penuh telah didukung oleh ketiga partai yang berkoalisi.
Dalam kesempatan pidatonya, Jokowi merasa senang karena koalisi yang terbentuk di antara ketiga partai adalah koalisi yang tak transaksional.
“Saya senang karena koalisi kami adalah murni untuk membangun Indonesia, membuat rakyat Indonesia menjadi sejahtera. Tidak ada pembicaraan siapa dari partai apa akan menjadi menteri apa. Jadi tidak transaksional,” kata Mas Jokowi.
Di lain tempat, poros Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dan Partai Amanat Nasional (PAN) menggelar penegasan kembali jalinan koalisi kedua partai. Acara tersebut bertepatan dengan agenda Rapat Kerja Nasional PAN yang diselenggarakan di Markas PAN TB Simatupang Jakarta Selatan. Jajaran petinggi kedua partai hadir menyaksikan koalisi mereka secara resmi terbentuk, tak terkecuali Prabowo Subianto Ketua Dewan Pembina Gerindra dan Hatta Rajasa Ketua Umum PAN. Temu dua partai ini digelar menyusul deklarasi pasangan Prabowo-Hatta sebagai kandidat pemimpin Indonesia di ajang Pilpres Juli nanti.
Dalam acara tersebut sangat sering didengungkan semboyan “atas nama bangsa Indonesia Prabowo-Hatta,” meniru apa yang telah terjadi pada masa proklamasi negeri tercinta ini digaungkan oleh pemimpin bangsa Indoneia kala itu Soekarno-Hatta.
Poros koalisi Partai Golongan Karya (Golkar) dan Partai Demokrat hari ini juga menggelar silaturahmi politik. Berbeda dengan dua poros koalisi lainnya, kedua partai bertemu dengan cara elegan dan cenderung ala elit. Abu Rizal Bakrie (ARB) didampingi tiga orang menteri dari Golkar mengadakan jumpa pers di Istana Negara. ARB mengaku dipanggil untuk menemui Presiden SBY yang juga Ketua Umum Demokrat. Dalam pidatonya, ARB memunculkan wacana kemungkinan terjalinnya koalisi antara Golkar dan Demokrat. Di ajang Pileg April lalu, kedua partai mendapatkan hasil yang kurang memuaskan, terutama Demokrat yang suaranya anjlok ketimbang Pemilu 2009.
Peneliti Freedom Foundation, Muhammad Nabil, menilai ketiga poros koalisi tersebut akan semakin meningkatkan kualitas demokrasi Indonesia.
“Ya, tentu saja harus kita sambut baik dengan lahirnya tiga poros koalisi ini. Koalisi tidak sekadar jurus politik untuk mendapatkan jatah kekuasaan tetapi juga berimplikasi pada citra dan kredibilitas partai. Kalau memang tidak bisa disamakan platform dan tujuannya, jangan pernah berkoalisi,” kata Nabil kepada RIMA ketika dihubungi Rabu (14/5) petang.
Ia menambahkan langkah Golkar hari ini dengan mendekati Demokrat padahal semalam ARB menemui Jokowi di Pasar Gembrong adalah fenomena baru yang cukup mengejutkan.
“Ya, saya juga terkejut tadi melihat TV. Publik sudah mengira Golkar hampir pasti bersama PDIP tetapi hari ini berkata lain. Ya, inilah politik. Kalau dari sisi demokrasi, kulaitas demokrasi kita jadi bagus. Jadi jangan takut tidak berkoalisi dengan partai terkuat, misalnya. Kalau tidak sama jalin saja koalisi dengan partai lain yang lebih mendekati,” terang Nabil.
- ***
-->

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tuangkan ide, saran, masukan, kritik Anda di sini untuk membangun Indonesia yang jaya dan sejahtera. Bebas dan demokratis. Tapi jangan spam dong... Terimakasih

BERKARYA UNTUK BANGSA & NEGARA

Situs KIta CInTA (Kita Cinta Tanah Air) Indonesia kami persembahkan untuk masyarakat Indonesia yang cinta tanah air dimana pun berada. Kami menantikan karya Anda untuk mengisi konten di situs ini. Baik itu tulisan maupun foto tentang pejabat partai, daerah, negara termasuk ativitas partai, pemerintahan mulai dari Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat. Juga segala kegiatan yang berkaitan dengan kenegaraan. Caranya, kirim karya tulis atau foto Anda ke e-mail: aagwaa@yahoo.com.

Komentar Anda