-JAKARTA - Isu bagaimana bangsa ini bersikap terhadap investor asing menjadi topik menarik menjelang Pemilihan Presiden pada 8 Juli. Masing-masing pasangan calon presiden punya pendapat berbeda. Demikian juga pasangan Jusuf Kalla dan Wiranto dalam menyikapi isu ini.
Perubahan mendasar yang akan dilakukan pasangan yang diusung Partai Golongan Karya dan Partai Hati Nurani Rakyat itu, adalah "reformasi ekonomi" yakni dengan menjalankan kemandirian ekonomi bermartabat.
Bagaimana sebenarnya kemandirian ekonomi bermartabat tersebut, apakah berarti duet Jusuf Kalla-Wiranto, sama sekali meniadakan investor asing dan hanya bertumpu pada ekonomi kerakyatan? Wiranto menjelaskan hal tersebut kepada wartawan ANTARA News Rini Utami beberapa waktu lalu.
Berikut petikan wawancaranya:
ANTARA : Bisa dijelaskan maksud kemandirian ekonomi bermartabat?
Wiranto : Kemandirian ekonomi bermartabat adalah kita benar-benar memberdayakan ekonomi rakyat, pengusaha kecil, menengah yang terbukti menjadi penyelamat bangsa ini dari krisis ekonomi global. Namun, bukan berarti kami menolak investasi asing.
ANTARA : Tetapi ada pihak yang menilai, kemandirian ekonomi bermartabat yang anda usung bersama Jusuf Kalla berarti meniadakan investor asing, perusahaan multinasional dan sebagainya?
Wiranto : Ah..biar saja mereka menilai begitu. Yang jelas...sangatlah bodoh kalau kita sama sekali menolak investor asing. Kita ini, bukan hidup pada era pemerintahan Cina dahulu.
ANTARA : Jadi, anda dan Jusuf Kalla tetap akan melanjutkan keberadaan investor asing perusahaan multinasional yang telah beroperasi di Indonesia, seperti Freeport dan Exxon?
Wiranto : Ya. Mereka boleh saja beroperasi di Indonesia tetapi apa yang dihasilkan harus benar-benar dinikmati oleh rakyat Indonesia. Jadi, kami tidak anti asing. Kita akan berdayakan ekonomi kerakyatan, tetapi asing juga tetap diperlukakan, asalkan apa yang dihasilkan mereka benar-benar bermanfaat bagi rakyat Indonesia. Jadi, kita tidak begitu saja didikte oleh asing. Kita kan mau menjadi bangsa yang bermartabat.
ANTARA : Anda yakin dengan misi kemandirian ekonomi bermartabat itu?
Wiranto : Harus yakin. Bangsa dan negara ini memerlukan perubahan di segala bidang. Perubahan membutuhkan pemimpin baru dengan visi misi baru.
ANTARA : Apakah berarti pemerintah telah gagal membangun ekonomi bangsa?
Wiranto : Apa yang telah dilaksanakan pemerintah untuk pembangunan ekonomi, sudah baik. Hanya saja, masih banyak yang harus diperbaiki. Keberhasilan ekonomi bukan berdasarkan dari angka-angka indikator tetapi peningkatan ekonomi manusia-manusia sebagai subyek pembangunan ekonomi, yang banyak di sektor riil. Dengan begitu, kami yakin pertumbuhan ekonomi kita bisa lebih dari tujuh persen. (sihc/saci)
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tuangkan ide, saran, masukan, kritik Anda di sini untuk membangun Indonesia yang jaya dan sejahtera. Bebas dan demokratis. Tapi jangan spam dong... Terimakasih