-JAKARTA - Permintaan maaf yang disampaikan Ruhut Sitompul tentang pernyataannya yang telah menyinggung etnis Arab dinilai tidak cukup. Kepolisian diminta mengusut tuntas kasus tersebut meskipun tanpa adanya pelaporan."Sebagai umat islam kami memaafkan. Tapi proses hukum harus tetap berjalan," kata Geisz Chalifah juru bicara Forum Keturunan Arab Indonesia (FOKARI) saat jumpa pers di Jakarta, Rabu (3/6).
Geisz mengatakan, FOKARI mendesak Kepolisian untuk menangkap Ruhut Sitompul karena telah mengeluarkan statemen di Gedung DPD yang bersifat rasis dan diskriminatif. "Itu telah melanggar pasal 156 KUHP tentang menyebarkan kebencian pada etnis tertentu. Seharusnya polisi bertindak tanpa ada yang melapor," katanya.
Menurutnya, pernyataan Ruhut tersebut telah menghilangkan peran historis dan kultural keturunan Arab yang telah menjadi warga negara Indonesia. "Kami menuntut pernyataan maaf resmi Ruhut yang dimuat di 10 surat kabar dan televisi nasional," tegasnya.
Ia juga meminta agar semua tim sukses Capres dan Cawapres tidak menggunakan isu SARA untuk kepentingan politik sesaat. "Kemudian hari bisa saja terjadi pada etnis lainnya," ucapnya.
Menurut Geisz, yang dipermasalahkan FOKARI hanya pada Ruhut pribadi dan tidak ada kaitanya dengan masalah politik menjelang Pilpres mendatang. "Kami hanya masuk ke ranah hukum dan tidak ke arah politik misalnya dengan mengarahkan atau memindahkan dukungan calon tertentu dan itu hak masing-masing," ucapnya.
Penangkapan Ruhut
Front Pembela Islam (FPI) akan melakukan tindakan tegas jika Kepolisian tidak menanggapi permintaan Forum Keturunan Arab Indonesia (FOKARI) untuk menangkap Ruhut Sitompul atas pernyataannya yang telah menyinggung etnis Arab.
"Jika dalam satu minggu Ruhut tidak ditangkap, FPI akan melakukan tindakan tegas dengan cara yang biasa kita lakukan," Kata Habib Hasan Al-Jufri, Ketua Dewan Kehormatan FPI saat jumpa pers di Jakarta, Rabu (3/6).
Menurutnya, pernyataan Ruhut yang mengatakan Arab tidak pernah membantu Indonesia bukan hanya telah melukai etnis Arab tetapi juga umat muslim. "Kalau bicara nasionalis kami lebih nasionalis," lontarnya.
Untuk langkah ke depan, kata Habib Hasan, FPI akan melakukan pertemuan internal untuk mengambil sikap. "Sekarang ini baru akan menyampaikan permintaan untuk menangkap Ruhut," tegasnya. (sihc/skoc)
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tuangkan ide, saran, masukan, kritik Anda di sini untuk membangun Indonesia yang jaya dan sejahtera. Bebas dan demokratis. Tapi jangan spam dong... Terimakasih