-JAKARTA - Cawapres Prabowo Subianto meminta stasiun televisi dan terkait lainnya, untuk membuktikan jika penolakan empat versi iklannya di beberapa tv bukan merupakan bentuk intervensi dari pihak atau capres-cawapres lainnya.
"Buktikan dong, kalau memang tidak ada intervensi. Kalau tidak ada indikasi penggunaan kekuasaan untuk menjegal kami," ujarnya, dalam jumpa wartawan di Jakarta, Kamis.
Prabowo menegaskan, penolakan beberapa iklan kampanyenya merupakan bentuk ketidakadilan.
"Sebagai sebuah negara demokratis, seharusnya tidak boleh ada tebang pilih. Hukum harus benar-benar ditegakkan, demokrasi jangan diselewengkan," katanya.
Ia menambahkan, kalau memang tidak ada intervensi berarti tidak ada alasan untuk menolak iklan kampanye Megawati-Prabowo. Apalagi, apa yang disampaikan dalam iklan tersebut merupakan fakta dan data nyata yang dihadapi masyarakat.
"Masa iya rakyat tidak boleh tahu kondisi nyata yang dihadapi. Ini kan bentuk pembodohan. Makanya, biarlah rakyat yang menilai. Selain kami akan menempuh jalur hukum," ujarnya.
Terkait penolakan empat versi iklannya tersebut, pihak Mega-Pro akan melakukan langkah hukum seperti mengadu ke DPR, Komisi Pemilihan Umum dan Komisi Penyiaran Indonesia, dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
"Kami akan rumuskan segera fakta dan data, dasar hukum yang akan kita pakai untuk melakukan tuntutan hukum," kata Prabowo.
Empat dari tujuh versi iklan kampanye Megawati-Prabowo ditolak sejumlah stasiun televisi karena dianggap provokasi dan kampanye hitam bagi pasangan kandidat presiden dan wakil presiden lain.
Empat versi iklan yang ditolak itu adalah "Bangkrut", "Mencintai", "Harga" dan "Pekerjaan". Atas penolakan itu, tim Megawati-Prabowo menengarai adanya intervensi terhadap stasiun televisi oleh salah satu kandidat pasangan presiden dan wakil presiden tertentu.
Sebaliknya, Ketua Tim Nasional Kampanye pasangan capres Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono, Hatta Rajasa pada hari Rabu di Jakarta telah membantah tudingan tersebut, dengan mengatakan pihaknya sama sekali tidak pernah mengintervensi stasiun televisi mana pun juga .
"Masak pada zaman ini , ada stasiun televisi mau diintervensi. Silahkan tanya kepada stasiun-stasiun televisi tersebut ," kata Hatta Rajasa ketika menanggapi tudingan yang dilontarkan Wakil Ketua umum DPP Partai Gerindra Fadli Zon. (sihc/saci) ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tuangkan ide, saran, masukan, kritik Anda di sini untuk membangun Indonesia yang jaya dan sejahtera. Bebas dan demokratis. Tapi jangan spam dong... Terimakasih