coia

Menu

Peduli Wartawan Terdampak Covid-19

Peduli Wartawan Terdampak Covid-19
Anda memiliki kepedulian pada wartawan kami yang terdampak pandemi virus corona (Covid-19)? Salurkan kepedulian dan kasih Anda dengan mengirimkan donasi ke * BANK BCA NO REKENING 2291569317 * BANK BNI NO REKENING 0428294880 * BANK BRI NO REKENING 0539-01-008410-50-1 Semoga Tuhan YME membalas dengan rezeki yang bertambah.

Pencarian

Senin, 29 Juni 2009

Satu Putaran? Pembodohan Publik

* PRESIDENTIAL *
-SEMARANG — Wacana pelaksanaan Pemilu Presiden (Pilpres) 2009 satu putaran merupakan pembodohan politik, kata mantan aktivis mahasiswa, Fadjroel Rachman, di Semarang, Kamis (25/6).
"Program masing-masing capres yang seharusnya dijual, baru setelah itu rakyat yang menentukan satu atau dua putaran. Jadi yang ditonjolkan jangan satu putarannya. Itu namanya pembodohan politik dan publik," kata Fajroel.



Berkaca pada hasil Pemilu Legislatif 2009, untuk dapat satu putaran pada Pilpres 2009 sangat sulit karena ada kelompok golput atau mereka yang tidak menyalurkan hak pilihnya.



Ia mencontohkan, pada saat pemilu legislatif ada 62 juta pemilih yang golput terdiri atas 49,6 juta pemilih sengaja tidak datang ke tempat pemungutan suara (TPS), dan sebanyak 17,5 juta datang ke TPS tetapi merusak surat suara.



Fadjroel memprediksikan pada Pilpres 2009 akan ada sekitar 80-an juta golput.



Berdasarkan aturan yang berlaku, satu putaran terjadi jika tercapai suara lebih dari 50 persen dengan sebaran 20 persen di setiap provinsi.



"Jika capres Jusuf Kalla mengambil Indonesia bagian timur, kemudian Megawati dan Susilo Bambang Yudhoyono memperebutkan Jawa, maka akan sulit untuk terjadi pilpres satu putaran," katanya.



Wacana satu putaran pada Pilpres 2009 tidak hanya disampaikan lewat lisan, tetapi hasil pantauan di Jalur Pantura Semarang-Pati, ada beberapa spanduk yang dipasang di sepanjang jalan mengenai wacana tersebut.



Spanduk bertuliskan "Satu Putaran Rp 4 triliun, Dua Putaran Rp 8 triliun", "Mari Dukung Pilpres Satu Putaran", dan ada tulisan "Lanjutkan" pada pojok kiri bawah.



"Pesan yang ingin disampaikan dalam spanduk tersebut adalah menghemat biaya pemilu sebanyak Rp 4 triliun, namun tidak ada penjelasan selain hanya penghematan biaya," kritik Fajroel. (sihc/skoc) ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tuangkan ide, saran, masukan, kritik Anda di sini untuk membangun Indonesia yang jaya dan sejahtera. Bebas dan demokratis. Tapi jangan spam dong... Terimakasih

BERKARYA UNTUK BANGSA & NEGARA

Situs KIta CInTA (Kita Cinta Tanah Air) Indonesia kami persembahkan untuk masyarakat Indonesia yang cinta tanah air dimana pun berada. Kami menantikan karya Anda untuk mengisi konten di situs ini. Baik itu tulisan maupun foto tentang pejabat partai, daerah, negara termasuk ativitas partai, pemerintahan mulai dari Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat. Juga segala kegiatan yang berkaitan dengan kenegaraan. Caranya, kirim karya tulis atau foto Anda ke e-mail: aagwaa@yahoo.com.

Komentar Anda