Oleh: Gungde Ariwangsa SH
* INDONESIA HANGAT *
Sumber Asli -- Mau mudik? Masih bisa. Meskipun wabah virus corona
(Covid-19) makin menyebar dan menuntut korban di Indonesia. Meskipun aturan
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sudah diterapkan dan diperluas dari Jakarta hingga
Jabodetabek. Meskipun Presiden Joko Widodo akhirnya bersikap tegas melarang
warga Jakarta
mudik. Ternyata masih ada peluang untuk berlebaran di kampung halaman.
Apa pasal? Pasalnya justru ada dilarangan yang diumumkan
oleh Jokowi, Selasa (21/4/2020). Larangan ini memang merupakan kemajuan dari
sikap Jokowi dan pemerintah pusat setelah sebelumnya seperti menghitung bunyi
tokek untuk memutuskan boleh tidaknya bagi warga Jakarta untuk mudik saat bulan puasa dan
lebaran nanti.
Semula hanya Jokowi hanya mengimbau agar warga tidak mudik.
Tetapi ternyata banyak warga Jakarta
yang mudik. Walau pun Jakarta
sudah menerapkan PSBB namun angkutan antarwilayah masih tetap dibuka.
Kesempatan ini dipakai beberapa warga untuk lebih dulu pulang ke kampung.
Tanda-tanda berkurangnya warga untuk pulang ke daerah
sepertinya tidak menurun. Keinginan pulang kampung bukan semata-mata dipicu
untuk melaksanakan puasa atau berlebaran. Ada
alasan yang berkaitan dengan kelangsungan hidup di Jakarta setelah diberlakukannya PSBB.
Penerapan PSBB untuk mempercepat penanganan Covid-19 di
Jakarta membuat banyak warga yang kehilangan pekerjaan dan penghasilan.
Bertambah berat lagi ketika PSBB makin diperluas sampai Jabodetabek. Sementara
kebutuhan perut makin mendesak dan tuntutan pembayaran sewa rumah tidak bisa
ditunda dengan alasan Covid-19.
Dari pada perut makin keroncongan. Di kejar-kejar uang sewa
rumah. Para warga yang semula mengandalkan kehidupan di Jakarta lebih memilih jalan pintas pulang ke
kampung. Setidaknya akan berkurang kejaran sewa rumah. Untuk kebutuhan perut
bisa mengharapkan bantuan sanak saudara.
Ketidak tegasan larangan mudik itu benar-benar dimanfaatkan
untuk menghindar dari kejamnya Ibukota. Persoalan baru muncul karena warga yang
pulang kampung justru diduga ikut makin membuka lebar penyebaran Covid-19 di
daerah. Keresahan pun melebar ke daerah-daerah.
Pemerintah pusat terus berkutat dalam menghadapi buah simalakama soal mudik
ini. Dilarang mudik, masyarakat akan resah untuk memenuhi kebutuhan. Diizinkan
mudik, Covid-19 makin menyebar. Dimakan salah ekonomi makin susah dan berat,
tidak dimakan jiwa rakyat makin banyak terancam.
Dalam kondisi terlambat dan kepepet itulah Jokowi
mengumumkan larangan untuk mudik. Larangan dibuat untuk memutus rantai
penyebaran covid-19 di daerah. melarang mudik karena masih ada sebagian
masyarakat yang tetap ingin mudik pada Lebaran tahun ini. Akhirnya keluarlah larangan
mudik Ramadan 1441 H maupun Idul Fitri untuk Jabodetabek dan wilayah-wilayah yang
ditetapkan untuk berlakukan PSBB dan wilayah zona merah virus corona.
Ternyata larangan itu tidak serta merta berlaku saat
diumumkan oleh Jokowi. Larangan mudik baru mulai berlaku pada 24 April 2020.
Sementara sanksinya masih disiapkan dan akan mulai diterapkan pada 7 Mei 2020.
Masih ada waktu dua
hari 22 dan 23 April dipakai sebagai celah untuk mudik. Kalau pun masih mau
berangkat 24 April tetap bisa karena sanksi baru akan diberikan 7 Mei.
Kelonggaran-kelonggaran waktu itu menyiratkan pemerintah pusat
belum memiliki kemauan kuat untuk segera dan tegas menerapkan larangan mudik
dalam menangani Covid-19. Sama dengan sikap pemerintah pusat ketika menyambut
berlakunya PSBB di Jakarta. Ada beberapa
keputusan pemerintah pusat yang membuat PSBB tidak bisa diberlakukan dengan
ketat di Jakarta.
Kini larangan mudik pun masih diiringi kebimbangan.
Keputusan yang turut membuat rakyat bimbang dan gelisah serta resah. Kalau pun
larangan mudik segera diberlakukan berikut sanksinya belum juga menjamin
kehidupan warga Jakarta
karena PSBB masih dilaksanakan dengan kompromi-kompromi yang diatur pemerintah
pusat. Warga Jakarta tetap dipermainkan kehidupan dan keselamatan jiwanya. ***
* Gungde Ariwangsa SH – wartawan suarakarya.id – pemegang
kartu UKW Utama, Ketua Siwo PWI Pusat.
-
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tuangkan ide, saran, masukan, kritik Anda di sini untuk membangun Indonesia yang jaya dan sejahtera. Bebas dan demokratis. Tapi jangan spam dong... Terimakasih