coia

Menu

Peduli Wartawan Terdampak Covid-19

Peduli Wartawan Terdampak Covid-19
Anda memiliki kepedulian pada wartawan kami yang terdampak pandemi virus corona (Covid-19)? Salurkan kepedulian dan kasih Anda dengan mengirimkan donasi ke * BANK BCA NO REKENING 2291569317 * BANK BNI NO REKENING 0428294880 * BANK BRI NO REKENING 0539-01-008410-50-1 Semoga Tuhan YME membalas dengan rezeki yang bertambah.

Pencarian

Jumat, 24 April 2020

Melawan Covid-19: Beribadah & Berperang

Oleh: Gungde Ariwangsa SH

* INDONESIA HANGAT * Sumber Asli -- Fajar Ramadhan sudah terbit. Selama satu bulan ini akan terus bersinar menghapus noda, sucikan hati, dan bersihkan jiwa. Mari sambut bulan penuh berkah dan kemuliaan ini  dengan penuh syukur dan kegembiraan.  Meskipun kali  ini harus dijalani di tengah  wabah virus corona (Covid-19) yang melanda Indonesia dan dunia.

Berdasarkan hasil sidang isbat yang dihadiri sejumlah ormas Islam hingga ahli astronomi, pemerintah menetapkan awal puasa atau 1 Ramadhan 1441 Hijriah jatuh pada Jumat, 24 April 2020. Sidang isbat digelar di Kantor Kementerian Agama, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (23/4/2020). Saat Indonesia berjuang untuk menghadang keganasan Covid-19 yang terus menuntut korban positif dan meninggal dunia di Tanah Air.
Sampai hari itu Covid-19 yang awalnya muncul di Wuhan, China, sebarannya makin meluas. Secara global sudah menyerang 213 negara/kawasan dengan kasus terkonfirmasi 2.510.177 dan kematian 172.241 orang. Khusus untuk Indonesia, yang positif mencapai  7.775 kasus dengan pasien sembuh 960 dan meninggal dunia 647 orang.
Hadirnya Ramadhan saat wabah Covid-19 akan membuat pelaksanan ibadah puasa berbeda dengan tahun-tahun dan masa-masa sebelumnya. Selain penuh keprihatinan juga penuh dengan pembatasan-pembatasan untuk mencegah penyebaran Covid-19. Bahkan bila pemerintah belum berhasil membendung Covid-19 dengan segera maka sholat Id pada 1 Syawal 1441 H bisa ditiadakan.
Pembatasan-pembatasan tersebut dituangkan dalam aturan pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk percepatan penanganan Covid-19. Kemudian Kementerian Agama Republik Indonesia juga telah mengeluarkan panduan ibadah bulan Ramadhan saat pandemi Covid-19 melanda. Berdasarkan Surat Edaran Nomor 6 tahun 2020, warga masyarakat yang menjalankan ibadah di bulan puasa kali ini dianjurkan untuk mengikuti berbagai panduan.
Selain membuat pelaksanaan ibadah puasa berbeda dengan yang sebelumnya, juga ada hambatan dalam mempersiapkan hidangan untuk sahur dan berbuka. Ini berkaitan dengan berkurangnya aktivitas para penyedia kebutuhan sehari-hari.
Aturan PSBB yang menekankan agar orang lebih banyak tinggal di rumah sudah membuat banyak tempat publik yang sepi. Termasuk pasar-pasar yang selama ini ramai menyediakan segala kebutuhan pokok. Aturan PSBB  membuat banyak  tempat usaha, terutama yang menyediakan makanan dan minuman,  harus tutup atau membatasi kegiatan usahanya.
Banyak produk kebutuhan sehari-hari yang sulit untuk didapatkan. Bahkan para pembeli juga hanya bisa membeli beberapa jenis produk dalam jumlah terbatas karena persediaannya yang sedikit. Para penjual takjil yang biasanya menjual hidangan berbuka puasa tidak akan ada kali ini.
Belum lagi tantangan yang mengurangi gerak untuk melakukan silaturahmi. Selain ada pengaturan jaga jarak maka kemungkin besar bagi masyarakat yang selalu melaksanakan tradisi mudik setiap Ramadhan dan Idul Fitri tidak bisa melaksanakan tahun ini. Pemerintah sudah mengeluarkan larangan mudik.
Berbagai pembatasan dan keterbatasan itu tidak harus mengurangi kelapangan dada dalam menjalankan ibadah puasa. Justru ibadah di tengah wabah ini menjadi tantangan untuk makin meningkatkan kualitas ibadah seperti shalat, membaca Al-Quran, dan bersedekah. Karena pada bulan Ramadhan segala hal dimudahkan dan  segala amal pahala dilipatgandakan.
Apalagi, tahun 2020 ini, Ramadhan menjadi bulan yang istimewa. Ramadhan 1441 dengan waktu siang terpanjang selama 33 tahun ke belakang. Ramadhan tahun ini akan ditempuhi dengan 5 hari Jum’at, yang tidak terulang kecuali setiap 20 tahun.
Sangatlah tepat bila ibadah lebih ditingkatkan. Jadikanlah Ramadhan sebagai kepasrahan penyerahan diri yang lebih kepada Yang Maha Kuasa.  Memohon ampun atas dosa dan segala kekhilafan agar dihindarkan dari mara bahaya dan bencana. Dengan demikian, bukan saja pintu-pintu taubat dibuka luas dan amal pahala dilipatgandakan, juga perjuangan untuk menghadang dan mengusir Covid-19 dapat terlaksana dengan baik dan segera.

Ramadhan kali ini bukan saja beribadah namun juga berperang. Perang melawan Covid-19. Ibadah  di tengah wabah ini harus dijadikan membunuh wabah dengan ibadah.  ***
* Gungde Ariwangsa SH - wartawam suarakarya.id, pemegang kartu UKW Utama, Ketua Siwo PWI Pusat
- ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tuangkan ide, saran, masukan, kritik Anda di sini untuk membangun Indonesia yang jaya dan sejahtera. Bebas dan demokratis. Tapi jangan spam dong... Terimakasih

BERKARYA UNTUK BANGSA & NEGARA

Situs KIta CInTA (Kita Cinta Tanah Air) Indonesia kami persembahkan untuk masyarakat Indonesia yang cinta tanah air dimana pun berada. Kami menantikan karya Anda untuk mengisi konten di situs ini. Baik itu tulisan maupun foto tentang pejabat partai, daerah, negara termasuk ativitas partai, pemerintahan mulai dari Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat. Juga segala kegiatan yang berkaitan dengan kenegaraan. Caranya, kirim karya tulis atau foto Anda ke e-mail: aagwaa@yahoo.com.

Komentar Anda