-JAKARTA — Banyak pihak pesimistis, duet presiden dan wakil presiden terpilih, Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono, tidak mampu menggenjot perbaikan ekonomi Indonesia ke depan. Ekonom Indonesian Development of Economics and Finance (INDEF) Fadhil Hasan menyebut kolaborasi di antara kedua calon pemimpin negeri ini memiliki tipikal yang sama, yakni sama-sama lebih banyak pertimbangan dalam mengambil keputusan suatu masalah.
"Sekarang ini, tipikal Pak SBY dan Boediono sama-sama ngerem. Siapa yang akan menggerakkan. Soal infrastruktur, iklim investasi siapa yang akan menggerakkan. Kalau dulu kan Pak Wapres yang kencang," ujar Fadhil di sela-sela diskusi Perkembangan Ekonomi Indonesia, di Jakarta, Senin (14/9).
Namun, Fadhil menyebut, selain faktor kepemimpinan dari pemimpin negara, juga diperlukan pembentukan kabinet yang memiliki kapasitas tinggi guna menggerakkan pertumbuhan ekonomi yang merata.
Di samping itu, tambahnya, Presiden juga perlu memberikan perlindungan atas kebijakan yang dilakukan oleh para menteri. Sebab, saat ini banyak menteri terbilang ragu-ragu mengambil tindakan karena tidak adanya perlindungan dari Presiden sehingga takut tersandung kasus dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atau Kejaksaan Agung. "Mudah-mudahan meski kedua-duanya (SBY dan Boediono) ngerem, tetapi menterinya ngegas semua," cetusnya.
Lebih jauh Fadhil mengatakan, untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih berkualitas, maka pemerintah ke depan perlu memerhatikan empat sektor utama, yakni infrastruktur, iklim investasi, perlindungan sosial, dan reformasi birokrasi. (sihc/skoc) ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tuangkan ide, saran, masukan, kritik Anda di sini untuk membangun Indonesia yang jaya dan sejahtera. Bebas dan demokratis. Tapi jangan spam dong... Terimakasih