-JAKARTA - Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dinilai terlalu getol merencanakan privatisasi BUMN. Tujuannya, untuk menutup pembengkakan anggaran pembangunan nasional.
"Ini sepertinya mengejar setoran karena ada agenda liberalisme yang dipercepat. Yaitu untuk mengganti defisit anggaran yang bengkak," kata pengamat ekonomi dari ECONIT Hendri Saparini dalam diskusi mengenai "Obral BUMN lanjutkan" di Mega-Prabowo Media Center, Jl Prapanca, Jakarta, Rabu (24/6/2009).
Hendri mempertanyakan nilai saham BUMN yang akan dijual oleh pemerintah. Menurutnya ada 20 BUMN yang akan dijual pemerintah tahun 2009 padahal BUMN tersebut sangat potensial.
“Krakatau steel nilai sahamnya akan dijual hingga 49 persen kepada asing. Ini kan berarti tujuannya bukan untuk perbaiki manajemen yang ada," ujar Henri.
Menurut Hendri, hanya Indonesia yang mempercepat privatisasi perusahaan milik negara. Sementara, imbuh Henri, disemua negara yang sedang mengalami krisis seperti saat ini telah menghentikan
free trade agreement.
"Sebenarnya apa yang sedang diberikan kepada rakyat. Apa tujuan yang mau dicapai
dengan menjual aset-aset BUMN," ungkap Henri.
"Seharusnya pemerintah melakukan melakukan pemetaan BUMN mana saja yang harus dijual, moratoruim atau kejelasan status BUMN dan kebijakan dalam bidang industri dan paling penting menunggu hingga pemerintahan baru terbentuk," tegasnya. (sihc/sdtc)
(van/ndr) ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tuangkan ide, saran, masukan, kritik Anda di sini untuk membangun Indonesia yang jaya dan sejahtera. Bebas dan demokratis. Tapi jangan spam dong... Terimakasih