-MEDAN - Calon Presiden Jusuf Kalla (JK) menyatakan Indonesia sudah jauh tertinggal dibanding negara luar. Untuk setara dengan negara lain maka dibutuhkan pemimpin yang mampu menggabungkan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang ada di Indonesia.
“Indonesia memiliki modal kekayaan alam dan sumber daya manusia yang hebat. Menggabungkan dua hal ini cara untuk memajukan bangsa,” kata HM Jusuf Kalla di depan ratusan tokoh agama Islam di Asrama Haji Medan, Rabu (24/6).
Jusuf Kalla datang didampingi Ny Mufidah Kalla, Ketua Tim Kampanye Nasional Drs H Burhanuddin Napitupulu dan Ali Wongso Sinaga. Dia disambut Ketua Tim Kampanye Sumut HM Ali Umri SH MKn, Musdalifah dan para tokoh agama Islam lainnya.
Indonesia, kata Jusuf Kalla, harus memiliki pemimpin yang mampu menggabungkan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia. Kalau tidak, maka kekayaan alam Indonesia diambil orang asing. “Kita mau kekayaan alam Indonesia kita nikmati sendiri. Itu cita-cita kita untuk membawa negeri ini lebih maju,” sebut Capres nomor urut tiga ini berjanji.
Selain itu, tukas JK, masalah lain, Indonesia masih kurang percaya diri untuk memanfaatkan kemampuan otak, otot yang ada dalam negeri tanpa harus tergantung dengan pihak lain. “Kalau semua-semua maunya ikut orang, itu namanya neolib,” jelas JK yang datang ke Medan bersama Nyonya Mufidah Kalla dan rombongan.
Dia juga menjelaskan tentang pentingnya pemimpin yang lebih cepat. “Jangan sesuatu hal rapat 10 kali. Kita ambil keputusan dan berani mengambil resiko. Kalau ada kritikan rakyat, kita jelaskan. Kalau ada kritikan pihak luar, kita jelaskan.
Lebih Cepat
Selain itu, lebih cepat dalam proses pemerintahan untuk melayani masyarakat. Kalau pengurusan izin bisa satu hari mengapa harus seminggu. Begitu juga buat surat tanah, kalau selama ini tiga bulan harus dipersingkat menjadi seminggu.
Dia juga menyinggung keberhasilannya dalam melakukan perdamaian beberapa konflik yang terjadi di tanah air. Dia berani mengambil tindakan sehingga Poso dan Aceh kini damai.
Dalam kesempatan itu, JK juga berjanji konsen untuk membuat tata ruang yang lebih baik. Dengan begitu, ada kejelasan tentang hutan, kebun dan wilayah pemukiman. Sehingga, tidak terjadi permasalahan lingkungan.
“Karena kita harus mempertahankan hutan. Makanya, perlu penghijauan besar-besaran. Tak boleh mengganggu hutan lindung agar rakyat hidup tenang,” sebut JK menjawab pertanyaan pendukungnya.
Jika terpilih, dia juga berjanji untuk membuat program pembangunan rumah susun yang bisa dijangkau masyarakat lemah. Kredit murah dan mudah didapat. Termasuk juga pemberian modal usaha lebih banyak dengan cara yang mudah. “Itu semua tugas negara yang akan saya jalankan,” tutur JK.
Janji lainnya, kalau terpilih pasangan Nusantara ini juga akan memberikan tunjangan bagi guru swasta. Paling tidak sesuai dengan standar umah minimum.
Sedangkan mengenai penegakan hukum, dengan tegas dia menentang koruptor. Bila perlu, para koruptor dihukum berat. Bahkan, sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar, dia sudah menginstruksikan para anggota DPR Fraksi Golkar agar segera menyelesaikan undang-undang Tindak Pidana Korupsi (Tipikor).
Capres nomor urut tiga itu juga menekankan tentang arti pentingnya kemenangan pasangannya dalam Pilpres nanti. Dia mengklaim, mereka pasangan nusantara. Kalau memang, berarti menghapus imej tentang pemimpin negeri ini harus dilihat ‘kelahiran’ bukan kemampuan.
“Kalau kami menang. Bisa jadi nanti, pemimpin negeri ini dari Sumatera Utara. Tapi, kalau kalah, maka berpuluh-puluh tahun imej itu harus diubah,” sebut JK.
Sementara, waktu menghadiri silaturahmi sekaligus wisuda santri Pesantren Al Kautsar pimpinan Syekh Ali Akbar Marbun, JK mengagumi kebhinekaan di Sumut.
“Baru kali ini saya melihat ada wisuda pesantren dihadiri Uskup dan Pendeta. Kebersamaan untuk satu tujuan demi keharmonisan,” jelas JK.
Saat itu, JK diharapkan dan didoakan menjadi orang nomor satu di negeri ini. “Kalau jadi Presiden nanti, Pak JK akan kami bawa ke pusat kerajaan Batak dahulu,” sebut Syekh Ali Akbar Marbun.
Syekh menceritakan tentang Raja Sisingamangaraja adalah seorang raja yang adil. Tidak mau membebani rakyat dengan pajak serta anti kekerasan. (sihc/sadc) ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tuangkan ide, saran, masukan, kritik Anda di sini untuk membangun Indonesia yang jaya dan sejahtera. Bebas dan demokratis. Tapi jangan spam dong... Terimakasih