Megawati Tanda Tangani Kontrak Politik dengan GTT/PTT

* PRESIDENTIAL *
-YOGYAKARTA — Calon presiden Megawati Soekarnoputri menandatangani kontrak politik dengan guru tidak tetap (GTT) dan pegawai tidak tetap (PTT) dari sekolah swasta se-Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (24/6).

Dalam kontrak politik tersebut, GTT dan PTT dari sekolah swasta se-DIY menuntut semua guru dan pegawai tidak tetap di DIY diangkat menjadi PNS serta memperoleh kesejahteraan yang layak, tunjangan hari tua, dan tunjangan kesehatan.

Tuntutan GTT dan PTT tersebut disampaikan Ketua GTT/PTT Sekolah Swasta Se-DIY Sujarno dalam pertemuan dengan Megawati di Mandala Bhakti Wanitatama Yogyakarta yang juga dihadiri sekitar 200 guru dan PTT.

Megawati menyatakan, tuntutan tersebut sudah dijalankan saat ia menjabat sebagai presiden selama dua setengah tahun sehingga tidak khawatir dengan tuntutan tersebut.

"Tuntutan paling penting adalah menata kesejahteraan dan saya yakin hal itu bisa diperbaiki dalam kurun waktu sekitar tiga tahun. Karena bagaimanapun kita harus realistis," katanya.

Meski demikian, ia menantang apabila tuntutan tersebut dapat dipenuhi, GTT dan PTT harus dapat meningkatkan kualitasnya sehingga mampu meningkatkan kualitas anak didik.

"Pendidikan harus memiliki tujuan karena jika tidak, bangsa Indonesia akan terus terpuruk dan tidak akan pernah menjadi bangsa yang besar," katanya.

Pendidikan di Indonesia tidak memiliki ideologi yang jelas untuk mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya, seperti tidak adanya pendidikan kebangsaan dan sejarah bangsa.

Pendidikan yang paling penting bersumber pada Pancasila sehingga perlu difokuskan pada pembangunan karakter bangsa untuk membangun mental. "Guru menjadi faktor penting karena guru adalah pilar bangsa dan guru memiliki arti kata yang sangat dalam," katanya.

Sebelum menandatangani kontrak politik dengan GTT/PTT, Megawati mengunjungi tempat penjualan buku murah di Yogyakarta, shopping yang berada di kawasan Malioboro.

Megawati juga dijadwalkan berkampanye dalam rapat terbuka bersama Prabowo Subianto di alun-alun utara Yogyakarta. (sihc/skoc)
***