-JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla tidak mau menanggapi soal pernyataan Mantan Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah Syafi'i Ma'arif yang menyebut dirinya sebagai 'the real president'. Menurut Syafi'i, sebutan ini didasarkan pada peran Kalla yang lebih besar dalam merumuskan kebijakan dalam negeri pemerintah dibanding Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"Apa....Nanti ya...," kata Kalla singkat seusai membuka Rapat Kerja Nasional Badan Pengawas Pemilu dan Pencanangan Gerakan Pengawas Pemilu 2009 di Kantor Wakil Presiden Kamis (27/11). Kalla langsung buru-buru meninggalkan ruangan.
Fungsionaris Partai Golongan Karya Ferry Mursydan Baldan menyatakan pernyataan Syafi'i berlebihan. Format kepemimpinan Yudhoyono-Kalla adalah pembagian tugas yang sinergi dan harmonis. "Kan membangun sebuah sinergi dan harmoni dalam satu tugas dengan dua orang itu bukan hal yang gampang. Jadi tidak boleh diliat ini dominan," kata Ferry.
Menurut Ferry, Kalla tidak bisa berinisiatif apapun tanpa seizin presiden. Dia mencontohkan soal upaya perundingan damai Aceh."Saya ikuti waktu di Aceh walaupun bagaimana dia tetap melaksanakan dan menyampaikan kepada Presiden meskipun kesannya waktu itu JK yang berperan," kata Ferry. (sihc/stic) ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tuangkan ide, saran, masukan, kritik Anda di sini untuk membangun Indonesia yang jaya dan sejahtera. Bebas dan demokratis. Tapi jangan spam dong... Terimakasih