-JAKARTA - Indonesia sudah 55 tahun mengadakan pemilu. Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menilai pemilihan wakil rakyat pada era reformasi ini tidak ada bedanya dengan zaman dulu. "Selama 55 tahun tidak ada perubahan yang signifikaIn terhadap pemilu kita. Terutama pada penggunaan teknologi. Yang berubah hanya coblos jadi contreng," ujar JK.
Hal ini disampaikan JK dalam pidatonya saat membuka acara Rakornas Bawaslu dan Pencanangan Gerakan Nasional Pengawas Pemilu di Kantor Wapres, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (27/11/2008).
Menurut JK, di dunia ini hanya dua negara yang masih mencoblos saat pemilu yakni Indonesia dan Kamerun. "Kita sama dengan negara Kamerun yang penduduknya banyak buta huruf. Bahkan mencontreng banyak yang memprotes," imbuh JK.
JK meminta masyarakat untuk tidak memandang rendah negara sendiri.
"Kita kadang terlalu memandang enteng negeri sendiri. Kita dibilang masih banyak yang buta huruf. Padahal yang buta huruf hanya 7 persen. Kita selalu mengambil contoh rakyat yang hidup di gunung, padahal tidak seperti itu," jelasnya.
JK mengungkapkan, masyakat di Indonesia belum tinggi kepercayaannya pada teknologi. Padahal negara-negara lain sudah lama menerapkan itu. "Yang bikin repot pemilu kita karena belum tinggi kepercaayan pada teknologi. Negara lain sudah tidak pakai kertas lagi seperti di Amerika, mereka sudah pakai komputer jadi hitungganya gampang. Kalau pakai kertas diteken kiri kanan belum lagi terlalu banyak partai," kata Ketua Umum Partai Golkar ini.
JK juga mengatakan, dengan menggunakan kertas suara negara banyak kendalanya. "Pakai kertas suara tambah rumit. Biaya juga jadi masalah. Ini karena disebabkan kita tidak percaya teknologi. Selain itu juga kadang kalau pakai komputer kita 'siapa pegang komputer siapa pegang programnya, kena tipu lagi kita'," tandas JK. (sihc/sdtc) ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tuangkan ide, saran, masukan, kritik Anda di sini untuk membangun Indonesia yang jaya dan sejahtera. Bebas dan demokratis. Tapi jangan spam dong... Terimakasih