* PRESIDENTIAL *
Sumber Asli --
Calon presiden dari PDI Perjuangan, Joko Widodo,
menangkis serangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ia menilai,
Indonesia tetap harus terbuka bagi investasi tanpa mengabaikan
kepentingan nasional.
"Saya kira negara kita ini kan terbuka terhadap investasi. Asingnya kan juga sudah masuk. Yang paling penting, investasi itu harus memberikan keuntungan pada negara dan rakyat. Yang penting itu," kata Jokowi, begitu dia biasa disapa, pada saat pengambilan gambar di sebuah stasiun televisi swasta, Rabu, 7 Mei 2014.
Menurut Gubernur DKI Jakarta ini, bukan zamannya Indonesia antiasing, dan melarang mereka masuk untuk berinvestasi. Justru Indonesia harus siap menghadapi investor asing yang hendak masuk. Kesiapan itu baik dari segi sumber daya manusia, sumber daya alam, maupun regulasi. "Kita harus siap dan memang harus disiapkan." (Baca: Jokowi: Tim Pemenangan Pilpres Segera Terbentuk)
Sebelumnya, SBY yang juga Ketua Umum Partai Demokrat mengatakan bahwa ada calon presiden penebar janji-janji kampanye yang berpotensi membahayakan negara. Salah satu janji kampanye berbahaya itu berkaitan dengan rencana mengambil alih aset dari tangan asing.
Menurut dia, janji seperti itu bisa menyakiti masyarakat dan mengganggu kestabilan negara. Jika janji ini dilaksanakan, SBY melanjutkan, Indonesia akan dituntut banyak pihak di pengadilan arbitrase. Tuntutan itu akan berdampak besar bagi negara karena akan mengganggu iklim investasi dan pertumbuhan ekonomi
-->
"Saya kira negara kita ini kan terbuka terhadap investasi. Asingnya kan juga sudah masuk. Yang paling penting, investasi itu harus memberikan keuntungan pada negara dan rakyat. Yang penting itu," kata Jokowi, begitu dia biasa disapa, pada saat pengambilan gambar di sebuah stasiun televisi swasta, Rabu, 7 Mei 2014.
Menurut Gubernur DKI Jakarta ini, bukan zamannya Indonesia antiasing, dan melarang mereka masuk untuk berinvestasi. Justru Indonesia harus siap menghadapi investor asing yang hendak masuk. Kesiapan itu baik dari segi sumber daya manusia, sumber daya alam, maupun regulasi. "Kita harus siap dan memang harus disiapkan." (Baca: Jokowi: Tim Pemenangan Pilpres Segera Terbentuk)
Sebelumnya, SBY yang juga Ketua Umum Partai Demokrat mengatakan bahwa ada calon presiden penebar janji-janji kampanye yang berpotensi membahayakan negara. Salah satu janji kampanye berbahaya itu berkaitan dengan rencana mengambil alih aset dari tangan asing.
Menurut dia, janji seperti itu bisa menyakiti masyarakat dan mengganggu kestabilan negara. Jika janji ini dilaksanakan, SBY melanjutkan, Indonesia akan dituntut banyak pihak di pengadilan arbitrase. Tuntutan itu akan berdampak besar bagi negara karena akan mengganggu iklim investasi dan pertumbuhan ekonomi
-
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tuangkan ide, saran, masukan, kritik Anda di sini untuk membangun Indonesia yang jaya dan sejahtera. Bebas dan demokratis. Tapi jangan spam dong... Terimakasih