coia

Menu

Peduli Wartawan Terdampak Covid-19

Peduli Wartawan Terdampak Covid-19
Anda memiliki kepedulian pada wartawan kami yang terdampak pandemi virus corona (Covid-19)? Salurkan kepedulian dan kasih Anda dengan mengirimkan donasi ke * BANK BCA NO REKENING 2291569317 * BANK BNI NO REKENING 0428294880 * BANK BRI NO REKENING 0539-01-008410-50-1 Semoga Tuhan YME membalas dengan rezeki yang bertambah.

Pencarian

Senin, 01 Juni 2009

Waspadai "Perang Intelijen" Pendukung Capres

* PRESIDENTIAL *
-JAKARTA - Rakyat perlu mewaspadai adanya "perang intelijen" yang mungkin dilakukan para mantan perwira tinggi (pati) TNI yang menjadi calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).

"Jika itu terjadi dan tidak disikapi dengan bijaksana, tidak tertutup akan terjadi kekisruhan pada pemilihan presiden yang akan datang," kata pengamat dan peneliti politik nasional dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), DR. Lili Romli di Jakarta, Senin.

Menurut Lili, selain mencari "kebobrokan" capres/cawapres yang menjadi "rival", perang intelijen juga dikhawatirkan pada penggembosan massa jika menerima hasil yang tidak sesuai keinginan.

Jika hal itu terjadi, dikhawatirkan terjadi pemanfaat emosi rakyat untuk melakukan tindakan yang dapat menimbulkan kekisruhan sebagai protes atas hasil yang didapatkan.

Untuk itu, kata Lili, para mantan pati TNI diimbau tidak memanfaatkan pengaruhnya sebagai mantan petinggi untuk menggunakan instrumen intelijen di kalangan militer nasional.

Para mantan petinggi itu juga diharapkan dapat menunjukkan sikap kenegarawanan dengan memberikan dukungan yang sewajarnya.

Hal itu diperlukan karena dengan pengalamannya berdinas sekian lama, para mantan petinggi TNI itu tetap mampu melakukan perang intelijen meski tidak mempergunakan instrumen intelijen TNI.

Namun Lilik menyatakan belum melihat adanya aksi perang intelijen meski ada pihak capres/cawapres yang mulai meniup isu seperti Neo-Liberalisme.

"Isu Neo-Liberalisme itu bukan bagian dari perang intelijen tetapi masih wacana yang perlu diperdebatkan," kata dosen Universitas Indonesia itu.

Namun, Ketua Umum Legiun Veteran RI, Letjen TNI (Purn) Rais Abin menyatakan, perang intelijen itu tidak mungkin dilakukan kecuali untuk tujuan "black campaign" dan membuat "black mail" sebagai bagian "psy war" (perang psikologis).

"Kalau memang itu yang akan dipergunakan, sudah terlambat," katanya. (sihc/saci) ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tuangkan ide, saran, masukan, kritik Anda di sini untuk membangun Indonesia yang jaya dan sejahtera. Bebas dan demokratis. Tapi jangan spam dong... Terimakasih

BERKARYA UNTUK BANGSA & NEGARA

Situs KIta CInTA (Kita Cinta Tanah Air) Indonesia kami persembahkan untuk masyarakat Indonesia yang cinta tanah air dimana pun berada. Kami menantikan karya Anda untuk mengisi konten di situs ini. Baik itu tulisan maupun foto tentang pejabat partai, daerah, negara termasuk ativitas partai, pemerintahan mulai dari Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat. Juga segala kegiatan yang berkaitan dengan kenegaraan. Caranya, kirim karya tulis atau foto Anda ke e-mail: aagwaa@yahoo.com.

Komentar Anda