coia

Menu

Peduli Wartawan Terdampak Covid-19

Peduli Wartawan Terdampak Covid-19
Anda memiliki kepedulian pada wartawan kami yang terdampak pandemi virus corona (Covid-19)? Salurkan kepedulian dan kasih Anda dengan mengirimkan donasi ke * BANK BCA NO REKENING 2291569317 * BANK BNI NO REKENING 0428294880 * BANK BRI NO REKENING 0539-01-008410-50-1 Semoga Tuhan YME membalas dengan rezeki yang bertambah.

Pencarian

Jumat, 13 Februari 2009

Yudhoyono Dinilai Sudah Tak Nyaman dengan Kalla

* PRESIDENTIAL *
-JAKARTA - Susilo Bambang Yudhoyono dinilai sudah merasa tidak nyaman berduet dengan Jusuf Kalla. Hal itu ditandai dengan tidak segera dipastikannya sedari awal bahwa duet ini akan terus dilanjutkan dalam Pemilu 2009.

Atas dasar penilaian itu, Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari mengusulkan kepada Partai Golkar untuk segera mencarikan pasangan bagi Kalla guna menghadapi Pemilu 2009.

”Kalau SBY merasa nyaman dengan JK, sudah dari sejak lama ditetapkan. Dengan SBY tidak sebut-sebut nama itu sudah tanda-tanda. Apa yang tidak dikatakan itu lebih kuat dari yang diucapkan,” papar Qodari, Rabu (11/2).

Meski demikian, menurut Qodari, Kalla sebaiknya tidak diduetkan dengan Sutiyoso, seperti yang direncanakan Ketua Fraksi Partai Golkar Priyo Budi Santoso. Kalla justru lebih baik diduetkan dengan Sultan Hamengku Buwono X yang juga kader Golkar atau dengan ketua umum partai politik menengah, seperti Partai Keadilan Sejahtera, Partai Persatuan Pembangunan, atau Partai Kebangkitan Bangsa.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Golkar Agung Laksono menyatakan, bagi Partai Golkar, tidak masalah sampai sekarang Yudhoyono belum memastikan Kalla sebagai calon wakil presiden pada Pemilu 2009.

Agung Laksono juga menegaskan, pernyataan Priyo soal Kalla akan dipasangkan dengan Sutiyoso merupakan pernyataan perorangan, bukan sikap partai. Calon presiden dan calon wakil presiden dari Partai Golkar baru akan ditetapkan setelah pemilu legislatif. Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar juga baru meminta pengurus partai di kabupaten, kota, dan provinsi untuk mengusulkan tujuh nama calon presiden untuk kemudian dilakukan survei dan setelah itu akan ditetapkan sebagai calon presiden dari Partai Golkar.

Menanggapi munculnya keinginan Ketua DPP Partai Golkar Priyo Budi Santoso untuk menduetkan Kalla dengan Sutiyoso, Ketua DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum, dalam kesempatan terpisah, menegaskan bahwa wajar jika Golkar sebagai partai besar dan berpengalaman berpikir untuk mengajukan calon presiden atau calon wakil presiden.

Ditertawakan

Secara terpisah, walaupun mengaku tidak melihat ada satu hal pun yang lucu dalam konflik antara Partai Golkar dan Partai Demokrat, Ketua Fraksi PDI-P DPR Tjahjo Kumolo menilai kejadian itu membuatnya tertawa.

Tjahjo menanggapi soal ketersinggungan Partai Golkar atas pernyataan Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat Achmad Mubarok yang dinilai menghina dan meremehkan.

”Saya melihat itu jadi tertawa. Tetapi, kalau ditanya lucunya di mana, menurut saya, kan tertawa itu tidak harus karena ada yang lucu, toh? Ha-ha-ha. Kejadian seperti itu sangat unik dan mungkin cuma terjadi di Indonesia. Sejumlah media massa bahkan menjadikannya berita utama hari ini,” ujar Tjahjo.

Menanggapi sejumlah analisis yang menyebutkan adanya kemungkinan ”pecah kongsi” antara pasangan Yudhoyono dan Kalla dalam Pemilu 2009, Tjahjo menilai, kemungkinan seperti itu hanya diketahui dan bisa dijelaskan oleh keduanya.

Menurut peneliti dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS), J Kristiadi, jika Partai Golkar dan Partai Demokrat gagal mengelola persoalan yang muncul, hal itu dapat berdampak pada keberlangsungan koalisi mereka. Namun, di sisi lain, persoalan yang saat ini muncul di antara kedua partai itu, menurut Kristiadi, dapat menjadi sarana mengembangkan koalisi yang sudah ada.

Menurut Kristiadi, kedua pemimpin partai tersebut selayaknya membangun dan mengembangkan politik kenegarawanan. Ia berharap kedua partai itu tidak tenggelam dalam konflik tersebut.

”Jusuf Kalla maupun Susilo Bambang Yudhoyono sebaiknya segera meredam jajarannya untuk tidak lebih jauh masuk dalam persoalan itu,” katanya.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat Achmad Mubarok mengemukakan, dirinya tidak berpikir, berkata, dan berbuat seperti yang ditulis media dan ditanggapi Ketua Umum DPP Partai Golkar Jusuf Kalla. Posisinya ini telah dipahami Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono yang di depan media menegurnya.

”Biasa dalam politik seperti itu (politisasi pernyataan). Tidak mengapa saya digituin. Tidak jatuh mental. Pak SBY memahami siapa saya yang lurus dan lugu. Legowo saja saya,” ujarnya.

Ketua Departemen Sumber Daya Manusia DPP Partai Demokrat Andi Mallarangeng mengatakan, tidak ada halangan sama sekali bagi Jusuf Kalla dan Susilo Bambang Yudhoyono untuk bertemu kapan saja dalam kapasitas mereka sebagai presiden dan wakil presiden.

Akan tetapi, pertemuan khusus di antara keduanya dalam kapasitas sebagai Ketua Umum Partai Golkar dan Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat tidak diagendakan karena situasi konflik yang terpicu oleh pernyataan Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat Achmad Mubarok dipandang sudah selesai. (sihc/skoc) ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tuangkan ide, saran, masukan, kritik Anda di sini untuk membangun Indonesia yang jaya dan sejahtera. Bebas dan demokratis. Tapi jangan spam dong... Terimakasih

BERKARYA UNTUK BANGSA & NEGARA

Situs KIta CInTA (Kita Cinta Tanah Air) Indonesia kami persembahkan untuk masyarakat Indonesia yang cinta tanah air dimana pun berada. Kami menantikan karya Anda untuk mengisi konten di situs ini. Baik itu tulisan maupun foto tentang pejabat partai, daerah, negara termasuk ativitas partai, pemerintahan mulai dari Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat. Juga segala kegiatan yang berkaitan dengan kenegaraan. Caranya, kirim karya tulis atau foto Anda ke e-mail: aagwaa@yahoo.com.

Komentar Anda