-JAKARTA - Niat Sri Sultan Hamengkubuwono X menjadi calon presiden dari Partai Golkar sepertinya tak mudah. Ketua Harian Badan Pemenangan Pemilihan Umum Partai Golkar, Firman Soebagyo, mengatakan Sultan harus bisa mengungguli popularitas Susilo Bambang Yudhoyono jika ingin diusung Golkar.
Pasalnya, Golkar tak akan mendukung calon yang popularitasnya masih di bawah Yudhoyono. “Untuk apa diajukan kalau nantinya hanya kalah?” kata Firman usai diskusi di Jakarta, Sabtu (14/2). Hampir semua jajak pendapat yang dilakukan lembaga survei menempatkan Yudhoyono di posisi teratas. Posisi berikutnya ditempati oleh Megawati Soekarnoputi.
Golkar, kata Firman, akan segera memulai penjaringan calon presiden. Caranya, pengurus daerah diminta mengajukan nama calon presiden. Lalu, partai mensurvei semua calon internal dan di luar Golkar. Tapi, proses penjaringan dengan menyebarkan angket ke daerah ini masih menunggu kepulangan Kalla dari luar negeri. “Karena ini menyangkut kebijakan strategis, harus ada persetujuan Ketua Umum,” katanya.
Hasil survei ini, menurut Firman, akan menjadi pertimbangan pengurus partai. Tapi, calon internal dengan popularitas tertinggi belum tentu akan diusung partai. “Kami harus realistis. Kalau popularitas tak bisa mengungguli incumbent, untuk apa?” ujar Firman. Ia mencontohkan, saat Pemilihan 2004, Golkar mengusung Wiranto yang memenangkan konvensi.
Tapi, calon Golkar itu keok dibanding pasangan Yudhoyono-Jusuf Kalla dan Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi. Setelah itu, Golkar mendukung Megawati-Hasyim dalam pemilihan presiden putaran kedua. Nyatanya, “Gabungan kekuatan PDI Perjuangan, Golkar, dan Nahdliyin tak mampu membendung popularitas Yudhoyono,” ujar dia.
Firman membantah posisi Jusuf Kalla saat ini tak menguntungkan karena sampai sekarang Yudhoyono belum resmi meminang Kalla. Ia yakin, Yudhoyono dan Kalla sudah memiliki pembicaraan soal pinang-meminang ini. “Saya yakin beliau berdua berpikir untuk kepentingan bangsa dan negara,” ucap dia.
Ia menegaskan, calon presiden dan wakil presiden yang akan diusung Golkar tetap diputuskan setelah pemilihan umum legislatif. “Kami mau berkonsentrasi dulu ke pemilihan legislatif,” tutur Firman, menegaskan. (sihc/stic)
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tuangkan ide, saran, masukan, kritik Anda di sini untuk membangun Indonesia yang jaya dan sejahtera. Bebas dan demokratis. Tapi jangan spam dong... Terimakasih