coia

Menu

Peduli Wartawan Terdampak Covid-19

Peduli Wartawan Terdampak Covid-19
Anda memiliki kepedulian pada wartawan kami yang terdampak pandemi virus corona (Covid-19)? Salurkan kepedulian dan kasih Anda dengan mengirimkan donasi ke * BANK BCA NO REKENING 2291569317 * BANK BNI NO REKENING 0428294880 * BANK BRI NO REKENING 0539-01-008410-50-1 Semoga Tuhan YME membalas dengan rezeki yang bertambah.

Pencarian

Jumat, 27 Februari 2009

Kekuatan Jusuf Kalla Tergantung Cawapres Yang Digandeng

* PRESIDENTIAL *
-BENGKULU - Peluang dan kekuatan Jusuf Kalla (JK) untuk mendulang suara pada pemilihan presiden (Pilpres), jika Ketua Umum Partai Golkar itu jadi mencalonkan diri sebagai Calon Presiden (Capres), sangat tergantung dari calon wakil presiden (Cawapres) yang digandengnya.

"Sabagai tokoh nasional dan pimpinan partai, JK sendiri telah memiliki nilai jual, tapi juga harus diakui masih kalah dibandingkan figur lain yang disebut-sebut juga akan maju dalam Pilpres, seperti Susilo Bambang Yudhoyono atau Megawati Soekarnoputeri," kata pengamat politik dari Universitas Bengkulu (Unib), Lamhir Syam Sinaga di Bengkulu, Kamis.

Untuk menambah kans dan dukungannya, kata dia, JK harus benar-benar tepat memilih Cawapres yang akan mendampinginya.

Dari beberapa figur yang ada saat ini, lanjut dia, yang paling cocok mendampingi JK yakni Sri Sultan Hamengkubowono X.

Menurut dia, ada dua pertimbangan penting, mengapa Sri Sultan Hamengkubowono cocok mendamping JK, pertama sebagai tokoh dari Jawa dan saat ini ada semacam kerinduan dari masyarakat, terutama etnis Jawa yang ingin melihat Raja Yogyakarta naik ke tampuk pimpinan nasional.

"Dulu Sultan Hamengkubowono IX penah menjadi Wapres mendamping Pak Harto, saya melihat ada kerinduan dari masyarakat Jawa untuk melihat kembali Raja Yogyakarta (Hamengkubowono X) itu menjadi pemimpin bangsa ini," katanya.

Lamhir juga menilai, formasi Jawa dan luar Jawa dalam Pilpres masih tetap harus dipertimbangkan, bahkan menjadi satu keharusan karena pertimbangan "matematika politiknya" memang mengharuskan seperti itu.

"Jumlah pemilih dari Jawa mencapai 65 persen, sementara luar Jawa hanya 35 persen itupun tidak murni, karena didalamnya masih banyak etnis Jawanya," katanya.

Namun, mengenai posisi nomor satu atau dua (Capres/Cawapres) menurut dia, tidak terlalu berpengaruh.

"Saya kira tidak masalah figur dari Jawanya itu mau pada posisi Capres ataupun Cawapres. Masyarakat tidak akan melihat itu, yang penting ada orang Jawanya," ujarnya.

Mengenai peluang figur lain seperti Hidayat Nurwahid dan Din Syamsudin, menurut dia, bisa saja tapi jika berpasangan dengan kedua tokoh itu, kans JK tidak akan sekuat dibandingkan menggandeng Sri Sultan Hamengkubowono X.

Ia juga menilai, niat JK untuk maju sebagai Capres pada Pilpres yang akan digelar pada Juli 2009, memberikan perubahan drastis terhadap situasi politik nasional saat ini.

Jika sebelumnya, hanya dikenal adanya poros blok M (Megawati) dan blok S (Susilo Bambang Yudhoyono), kini ada satu lagi yakni poros JK yang juga harus diperhitungkan, jika tepat dalam memilih Cawapres. (sihc/saci) ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tuangkan ide, saran, masukan, kritik Anda di sini untuk membangun Indonesia yang jaya dan sejahtera. Bebas dan demokratis. Tapi jangan spam dong... Terimakasih

BERKARYA UNTUK BANGSA & NEGARA

Situs KIta CInTA (Kita Cinta Tanah Air) Indonesia kami persembahkan untuk masyarakat Indonesia yang cinta tanah air dimana pun berada. Kami menantikan karya Anda untuk mengisi konten di situs ini. Baik itu tulisan maupun foto tentang pejabat partai, daerah, negara termasuk ativitas partai, pemerintahan mulai dari Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat. Juga segala kegiatan yang berkaitan dengan kenegaraan. Caranya, kirim karya tulis atau foto Anda ke e-mail: aagwaa@yahoo.com.

Komentar Anda