-JAKARTA - Duet SBY – JK memang menjadi pasangan yang tangguh menghadapi Pemilu dan Pilpres mendatang. Oleh karena itu, keduanya diperkirakan tetap akan berpasangan menghadapi pasangan Capres dan Cawapres lainnya yang diperkirakan hanya tiga pasang calon saja.
Jatah terbesar tentu saja akan diberikan kepada Ibu Megawati (Ketua Umum DPP PDIP) yang masih mencari-cari siapa pendampingnya, namun besar kemungkinan Ibu Mega memilih tokoh dari PKS Hidayat Nurwahid (jika yang bersangkutan mau).
Namun, kalau Hidayat menolak, kans terbesar akan jatuh pada Sri Sultan Hamengkubuwono X meskipun yang bersangkutan tidak didukung partainya (Golkar). Satu Capres lain akan diperebutkan secara ’jantan’ oleh tokoh dari Gerindra (Prabowo), Hanura (Wiranto), Sutiyoso (PIS) dan sejumlah tokoh lainnya.
Kalau Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat menyatakan bahwa kebijakan pemerintah menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bukanlah kebijakan yang diambil Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk mencari popularitasnya menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2009, hal itu sah-sah saja.
Tentunya buat Partai Demokrat, yang penting harga BBM turun dan manfaatnya dirasakan oleh rakyat. Itu terbukti dengan meningkatnya daya beli masyarakat. Jadi, tidak pada tempatnya menilai penurunan harga BBM sebagai cara mencari popularitas menjelang pemilihan presiden, sebagaimana dikatakan Ketua DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum di Jakartakemarin.
Anas yang juga Ketua DPP bidang Politik dan Otonomi Daerah itu menyampaikan hal tersebut melalui layanan pesan singkatnya, menanggapi tudingan sejumlah pengamat dan anggota DPR yang menyebut bahwa kebijakan menurunkan harga BBM merupakan kebijakan Presiden Yudhoyono dalam rangka mencari popularitas.
Walaupun pemerintahan SBY – JK sudah dua kali menurunkan harga BBM masing-masing sebesar Rp500 dalam sebulan ini sehingga harga premium menjadi Rp5000 per liter, sedangkan solar menjadi Rp 4700 per liter, namun penurunan itu belum dirasakan masyarakat khususnya kaum ibu. Sebab, transportasi belum turun juga, demikian pula harga sembako masih tetap bertahan. Malah menjelang tahun baru ini meningkat sedikit.
Justru itu, momentum penurunan yang semakin tajam harga minyak dunia harus benar-benar dimanfaatkan oleh SBY dan JK untuk menarik simpati masyarakat, khususnya kaum ibu.
Mereka harus segera mungkin menurunkan kembali harga BBM dalam negeri mengingat harga minyak dunia merosot hingga ke level 32-34 dolar Amerika per barelnya. Harga BBM saat ini sama dengan harga tahun 2004. Harga tertinggi beberapa bulan lalu Rp 147 dolar per barel.
Membuat citra SBY dan JK meroket sangat mungkin bila mereka menurunkan kem bali harga BBM. Apalagi kalau di awal tahun depan pemerintah juga menaikkan gaji PNS dan pensiunan, termasuk TNI dan Polri. Sudah pasti akan sangat mendukung politik pencitraan SBY – J. Otomatis popularitas SBY – JK akan semakin terdongkrak sekaligus menguntungkan mereka dalam pemilu dan Pilpres 2009. (sihc/sbsc) ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tuangkan ide, saran, masukan, kritik Anda di sini untuk membangun Indonesia yang jaya dan sejahtera. Bebas dan demokratis. Tapi jangan spam dong... Terimakasih