-JAKARTA - Mantan Ketua DPR Akbar Tanjung berpendapat, kemenangan calon presiden (capres) di Pemilu 2009 ditentukan oleh tiga aspek, yakni popularitas, akseptabilitas (kemampuan mengakses) dan elektabilitas (kemampuan dipilih).
"Tiga aspek inilah yang nantinya menentukan seberapa besar dukungan masyarakat pada seorang capres," kata Akbar Tandjung saat mengunjungi Padepokan Taman Siswa, Yogyakarta, Senin (10/11).
Menurut Akbar, terkait ketiga aspek itulah, peluang terpilihnya Sultan Hamengku Buwono X di pilpres bergantung pada penilaian masyarakat sendiri. "Bagaimanapun, tinggal pilihan rakyat yang memutuskan nanti," ujarnya seperti dikutip Antara.
Ia menambahkan, jajak pendapat juga sangat memengaruhi suara masyarakat dalam memilih capresnya.
Menanggapi soal kemungkinan dicalonkannya Sri Sultan sebagai capres dari partai lain, antara lain Partai RepublikaN, Akbar berpendapat, itu sah-sah saja. Namun, ia berharap, bila jadi maju di pilpres, Sri Sultan tidak harus keluar dari Partai Golkar.
"Masing-masing partai saat ini tengah berkompetisi untuk memperoleh suara terbanyak. Untuk koalisi dalam pencalonan capres dan cawapres, hal ini baru bisa ditentukan setelah mengetahui peta perpolitikan dari masing-masing partai setelah pemilu legislatif," ujar mantan Ketua Umum DPP Partai Golkar ini.
Menanggapi kemungkinan munculnya pemimpin Indonesia yang popularitasnya sefenomenal Barack Obama, Akbar menjelaskan hal tersebut bisa terjadi bila ada tokoh yang mampu menawarkan solusi jitu pada saat Indonesia mengalami krisis.
"Jadi, bukan hanya asal usia muda saja. Tapi, bagaimana konsepnya saat memimpin Indonesia kalau terpilih menjadi presiden," katanya.
Calonkan SBY
Sementara itu, fungsionaris Partai Demokrat yang juga Juru Bicara Kepresidenan Andi Mallarangeng mengemukakan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberi apresiasi terhadap dukungan Partai Perjuangan Indonesia Baru (PIB) yang mencalonkannya kembali sebagai presiden pada Pemilihan Presiden 2009.
Meski demikian, Andi Mallarangeng mengatakan, sikap Partai Demokrat terhadap dukungan tersebut akan diputuskan setelah pemilu legislatif pada 2009.
"Kalau ada kelompok masyarakat atau partai politik yang ingin kembali mengusung SBY untuk lima tahun lagi, kita apresiasi, terima kasih. Toh, itu nanti kita putuskan setelah pemilu legislatif," kata Andi.
Saat ini, kata dia, Yudhoyono belum memikirkan masalah pencalonan dan masih fokus menjalankan tugasnya sebagai kepala negara. "Tapi, kalau ada yang dukung, itu hak mereka," katanya.
Andi mengatakan, pernyataan dukungan PIB terhadap Yudhoyono memang membuka kemungkinan koalisi Partai Demokrat dengan PIB.
"Ya tentu saja bisa. SBY kan sangat terbuka terhadap kemungkinan-kemungkinan koalisi. Asal punya pemikiran yang sama, pasti bisa," katanya.
Sebelumnya, PIB secara resmi memberikan dukungan penuh bagi Susilo Bambang Yudhoyono sebagai calon Presiden RI 2009.
Dukungan itu disampaikan Ketua Umum Partai PIB Kartini Sjahrir dalam acara sosialisasi Partai PIB sebagai peserta pemilu sekaligus peringatan Hari Pahlawan 10 November.
Kartini mengatakan, PIB memiliki tiga kriteria untuk menetapkan dukungan bagi calon presiden RI, yaitu tidak melakukan tindak pidana korupsi, tidak terkait dengan pelanggaran hak asasi manusia, dan bersedia menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang pluralistik. (ssko) ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tuangkan ide, saran, masukan, kritik Anda di sini untuk membangun Indonesia yang jaya dan sejahtera. Bebas dan demokratis. Tapi jangan spam dong... Terimakasih