-JAKARTA - Eks Ketua DPR Akbar Tandjung menilai pernyataan eks Ketua PP Muhammadiyah Syafi'i Ma'arif yang menyebut Jusuf Kalla (JK) sebagai the real president dinilai tidak relevan. Pernyataan Syafi'i dapat mengganggu hubungan SBY-JK.
"Pokoknya, kita berpegang teguh pada konstitusi. Yang menjadi presiden dalam hal ini adalah Pak SBY. Wakil presiden tentu tugasnya adalah membantu presiden. Jadi tidak betul kalau JK itu the real president," kata Akbar.
Hal ini disampaikan Akbar usai acara launching dan pengukuhan Ariady Achmad Center se-Jakarta Timur di Jalan Laut Banda, Duren Sawit, Jakarta Timur, Sabtu (29/11/2008).
Menurut dia, pernyataan Syafi'i Ma'arif kurang tepat, kurang bijak dan kurang arif. "Nanti bisa mengganggu hubungan kerja sama mereka. Apa pun wakil presiden itu tetap membantu presiden. Tidak relevan jika disebut the real president," ujar pria yang juga mantan Ketua Umum DPP Partai Golkar ini.
"Yang menjadi presiden adalah SBY. Wakil dan menteri adalah pembantu presiden dan kalau semua berhasil maka itu adalah keberhasilan tim kepresidenan di bawah pemerintahan SBY," papar dia. (sihc/sdtc) ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tuangkan ide, saran, masukan, kritik Anda di sini untuk membangun Indonesia yang jaya dan sejahtera. Bebas dan demokratis. Tapi jangan spam dong... Terimakasih