-SEMARANG - Sosok presiden idaman kalangan mahasiswa untuk memimpin Indonesia periode 2009-2014 adalah sosok yang mampu bersikap tegas, nasionalis sejati, koordinatif dan mampu melaksanakan penegakan hukum di Indonesia dengan berpegang pada prinsip hak asasi manusia.“Bangsa Indonesia merindukan pemimpin yang tegas namun tetap dalam tata cara pemerintahan yang tetap demokratis dan tidak dalam pengertian arogan. Sebab selama ini presiden-presiden kita tepatnya setelah reformasi tidak bisa menempatkan posisinya sebagai pemimpin yang berkarisma, yang dihargai dan dihormati seperti sosok Soekarno pada era perjuangan hingga Orde Lama atau Sri Sultan dengan masyarakat Yogyakarta,” kata Jason Sihombing, Wakil Ketua Dewan Pimpinan Cabang Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Semarang Raya di Semarang, Rabu [15/10]
Walaupun belum dipastikan, namun beberapa tokoh politik yang diprediksi akan menjadi calon presiden untuk pemilu 2009 mendatang merupakan tokoh yang sudah dikenal masyarakat.
Selain Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang mencoba mempertahankan kekuasaannya di mata masyarakat sudah cukup populer, nama-nama lainnya yang juga populer dan dimungkinkan dicalonkan sebagai presiden adalah Wiranto, Prabowo, Sutrisno Bachir, Rizal Mallarangeng, Megawati Soekarno Putri dan tokoh-tokoh lainnya.
Bahkan beberapa di antara mereka, rekam jejaknya sudah cukup melekat di benak masyarakat Indonesia. Dan tentu saja pro kontra menyangkut prestasi buruk tokoh-tokoh terkait akan menimbulkan keraguan.
Jadi, untuk pemimpin yang akan dipilih secara pribadi, dia masih memberi kepercayaan pada sosok SBY tapi dengan syarat ada perubahan formasi(wakilnya). Tergantung dari kampanye dan perubahan kebijakan menuju ketegasannya mengambil keputusan dalam sisa pemerintahannya.
“Kesan kepada pribadi SBY sebenarnya cukup baik di masyarakat namun dia masih terlihat seperti di bawah bayang-bayang kabinet dan wakilnya sendiri. Sebaiknya Pak SBY bersikap sebagai pemimpin, dan untuk kepentingan negara segan-menyegani sesama teman boleh dinomorduakan. Ini perlu dilakukan Pak SBY, karena kharisma beliau di masyarakat masih tinggi,” katanya menegaskan.
Sementara mahasiswa lain Pramudya Prapanca, Koordinator Bidang Penelitian dan Pembangunan (LitBang), Himpunan Mahasisiwa Jurusan (HMJ) Fakultas Ekonomi (FE-Undip) menginginkan pemimpin NKRI adalah pemimpin yang mampu memberi perubahan menuju Indonesia yang lebih baik.
Untuk mencapai keadaan itu, katanya, calon presiden harus memiliki kriteria yang visioner, kapabilitas dan jujur. Dan berbicara tentang sosok, dia melihat kriteria tersebut ada pada diri Prabowo Subianto. Sementara alternatif kedua jatuh pada SBY.
Mengenai langkah Megawati, kata Pramudya, kewibawaannya masih berkutat dalam internal PDI-P saja, secara pribadi dengan jiwa kepemimpinannya Ibu Mega dinilai belum mampu merengkuh masyarakat dengan pendidikan politik tinggi. “Bu Mega, hanya mengandalkan massa yang loyal pada basis PDI-P atau nama Soekarno,” katanya.
Achmad Mauludini, Sekretaris Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang berpendapat tidak masalah seorang calon presiden dari partai baru atau partai senior. Yang penting, katanya, dia memiliki visi-misi jelas dan terencana, baik jangka pendek dan jangka panjang untuk pembangunan dan kemajuan Indonesia. Seorang pemimpin yang bertaqwa kepada Tuhan YME dan benar-benar mencintai bangsa Indonesia serta benar-benar bisa menempatkan kepentingan NKRI di atas kepentingan pribadi dan partainya.
“Indonesia membutuhkan presiden yang berjiwa pemimpin tapi tidak militeristik, pengayom tapi tidak mudah diintimidasi, berwawasan modern namun tetap mengenal dan mencintai bangsa dan kebudayaan Indonesia serta mampu menjaga wibawa dan harga diri bangsa Indonesia di mata dunia Internasional,” katanya menegaskan. (sihc/sbsc/saci)
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tuangkan ide, saran, masukan, kritik Anda di sini untuk membangun Indonesia yang jaya dan sejahtera. Bebas dan demokratis. Tapi jangan spam dong... Terimakasih