coia

Menu

Peduli Wartawan Terdampak Covid-19

Peduli Wartawan Terdampak Covid-19
Anda memiliki kepedulian pada wartawan kami yang terdampak pandemi virus corona (Covid-19)? Salurkan kepedulian dan kasih Anda dengan mengirimkan donasi ke * BANK BCA NO REKENING 2291569317 * BANK BNI NO REKENING 0428294880 * BANK BRI NO REKENING 0539-01-008410-50-1 Semoga Tuhan YME membalas dengan rezeki yang bertambah.

Pencarian

Jumat, 19 Juni 2020

Ekspor Meningkat, Menperin Targetkan Industri Makanan - Minuman Rajai Asia Tenggara

KCI -  JAKARTA: Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menargetkan industri makanan dan minuman merajai Asia Tenggara. Kekuatan industri ini teruji di tengah Covid-19 mampu memberikan kontribusi signifikan bagi devisa melalui capaian nilai ekspornya.
"Sesuai aspirasi roadmap Making Indonesia 4.0, kami menargetkan industri makanan dan minuman akan menjadi sektor yang mampu merajai di wilayah Asia Tenggara,”  kata Agus di Jakarta, Jumat (19/6/2020).

Bersama Industri logam dasar,  industri makanan mencatat peningkatan nilai ekspor. Selama Januari-Mei 2020, nilai pengapalan industri makanan menembus angka USD 11,4 miliar atau naik 8 persen dibanding capaian di periode yang sama tahun 2019 sekitar USD10,5 miliar. 

Industri logam dasar juga menunjukkan hasil positif.  Secara kumulatif, sepanjang Januari-Mei 2020, sektor manufaktur tetap menjadi kontributor paling besar terhadap kinerja ekspor nasional, yakni tembus USD 51 miliar.

“Catatan positif dari sektor industri logam menunjukkan bahwa kebijakan hilirisasi bisa berjalan baik, dengan mampu meningkatkan nilai tambah bahan baku dalam negeri serta dapat memenuhi kebutuhan pasar internasional,” ujar Agus.

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), pada periode 5 bulan pertama tahun ini, nilai pengapalan industri pengolahan nonmigas melampaui USD 51 miliar atau menyumbang hingga 79,25 persen pada total nilai ekspor nasional yang mencapai USD64,4 miliar. 

“Kami bertekad untuk terus memacu industri yang berorientasi ekspor guna mendorong roda perekonomian nasional,” tegas Menperin.

Misalnya, industri logam dasar, mampu mencatatkan nilai ekspor yang gemilang pada Januari-Mei 2020 sebesar USD 9,2 miliar atau naik 41 persen dibanding perolehan di periode yang sama tahun 2019 sekitar USD 6,5 miliar. 

Sektor manufaktur lainnya yang memberikan kontribusi signifikan bagi perolehan nilai eskpor industri pengolahan nonmigas pada lima bulan pertama tahun ini, antara lain adalah industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia yang mencatatkan nilai ekspornya sebesar USD 4,9 miliar, kemudian diikuti oleh industri pakaian jadi USD 2,8 miliar.

“Pada industri kimia, kami menargetkan sektor tersebut akan menjadi pemain terkemuka di industri biokimia. Sedangkan, untuk industri tekstil dan busana, pemerintah memfokuskan agar bisa menjadi produsen functional clothing terkemuka,” papar politisi Partai Golkar itu.

Kelompok manufaktur berikutnya yang punya potensi pasar ekspor besar, yakni industri komputer, barang elektronik dan optik. Pada Januari-Mei 2020, nilai pengapalan dari sektor tersebut mampu tembus USD 2,4 miliar atau naik sekitar 14 persen dibanding capaian di periode yang sama tahun 2019 sekitar USD 2,1 miliar. 

Bagi industri elektronik, Menperin akan fokus pada peningkatan kemampuan pelaku usaha di pasar domestik.

Selain itu, industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki, yang mencatatkan nilai ekspornya sebesar USD 2,3 miliar pada Januari-Mei 2020 atau naik sekitar 4 persen dibanding capaian di periode yang sama tahun 2019 sekitar USD 2,2 miliar. 

"Dengan serius mengembangkan sektor-sektor yang punya orientasi ekspor, kami optimistis Indonesia bisa menjadi bagian dari 10 negara dengan ekonomi terbesar di dunia pada tahun 2030,” tegas Menteri AGK.

Dia  pun meyakini, kinerja industri manufaktur akan bergerak cepat usai penanganan Covid-19 selesai. Sebab, izin operasional telah diberikan bagi kelompok industri strategis, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

“Tidak boleh (jarak aspek produktivitas) terlalu jauh, harus terus mepet dan tidak boleh ketinggalan, sehingga nanti new normal paling tidak ketika vaksin sudah ditemukan, industri manufaktur tidak butuh waktu lama untuk bisa rebound kembali ke titik seperti sebelum Covid-19 itu hadir,” paparnya.

Menurut Menperin, Presiden Joko Widodo yang meluncurkan tagline produktif dan aman covid-19 menunjukkan perhatian yang besar baik pada sisi kesehatan dan perekonomian. Dalam artian, keduanya sama penting dijalankan dengan tata kenormalan baru untuk menghadapi masa tersulit akibat pandemi Covid-19.

“Bisa dibaca sisi ekonomi jadi hal yang sangat penting, walaupun sisi kesehatan ini tetap harus kita kedepankan dan jadi prioritas. Sisi ekonomi dalam konteks kami, pembangunan industri manufaktur harus bisa mengikuti dari belakang, berkaitan dengan penanganan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah,” tandasnya. ***
 ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tuangkan ide, saran, masukan, kritik Anda di sini untuk membangun Indonesia yang jaya dan sejahtera. Bebas dan demokratis. Tapi jangan spam dong... Terimakasih

BERKARYA UNTUK BANGSA & NEGARA

Situs KIta CInTA (Kita Cinta Tanah Air) Indonesia kami persembahkan untuk masyarakat Indonesia yang cinta tanah air dimana pun berada. Kami menantikan karya Anda untuk mengisi konten di situs ini. Baik itu tulisan maupun foto tentang pejabat partai, daerah, negara termasuk ativitas partai, pemerintahan mulai dari Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat. Juga segala kegiatan yang berkaitan dengan kenegaraan. Caranya, kirim karya tulis atau foto Anda ke e-mail: aagwaa@yahoo.com.

Komentar Anda