-JAKARTA — Pengamat politik CSIS, J. Kristiadi, meragukan terjadinya pecah kongsi SBY-JK pada pilpres Juli mendatang. Pernyataan bahwa Golkar akan mengusung capres sendiri, sempat menimbulkan spekulasi bahwa SBY dan JK akan berjalan sendiri-sendiri. Kristiadi mengatakan, dari hitung-hitungan realistis dan kultur, Golkar tidak akan berspekulasi mengusung capres sendiri jika tidak menguntungkan. Ia menilai, pernyataan JK hanya sekadar mengaspirasi keinginan DPD Golkar.
"Kalau sekarang, kita lihat orang pontang-panting dengan kelincahan JK, bahwa ia siap menahan SBY. Tapi kalau dicermati, dia menyatakan tidak bisa menolak aspirasi daerah. Kalkulasi saya, koalisi ini akan tetap," ujar Kristiadi, saat berbicara pada paparan survei LSI, di Jakarta, Jumat (27/2).
Dalam analisisnya, jika JK ditetapkan sebagai capres Golkar, maka partai berlambang beringin itu akan kesulitan menemukan pendampingnya yang bisa menandingi SBY. "Logikanya, wakilnya (cawapres JK) adalah sosok yang bisa menandingi SBY yaitu PDI-P. Tapi PDI-P tidak mungkin, karena sudah maju dengan capresnya sendiri. Jadi, SBY-JK pecah kongsi tidak mungkin! Kecuali, ada tsunami luar biasa," ungkapnya.
Secara kultur, Golkar dinilai bukan partai ideologis. Partai pimpinan JK itu dipandang akan mengambil langkah yang memiliki hasil yang jelas. "Golkar bukan partai ideologis yang orang-orangnya berani sengsara untuk sebuah cita-cita. Jadi, cermati dan jangan terkecoh dengan manuver-manuver ini," ungkap Kristiadi. (sihc/skoc) ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tuangkan ide, saran, masukan, kritik Anda di sini untuk membangun Indonesia yang jaya dan sejahtera. Bebas dan demokratis. Tapi jangan spam dong... Terimakasih