-JAKARTA - Pengamat politik Centre for Strategic and International Studies (CSIS), J Kristiadi, melihat pasangan SBY-JK gugup menghadapi kenaikan tensi politik saat ini. Hal itu, menurut dia, ditunjukkan dengan aksi reaktif keduanya menanggapi pernyataan Waketum Partai Demokrat Ahmad Mubarok yang dinilai menyepelekan Golkar.
"Kedua tokoh ini sesungguhnya nervous (gugup), tidak pede, sumbu pendek. Dibilang hanya meraih 2,5 persen, ngapain Golkar marah? Tahun 2004 dihujat saja, nyatanya masih bisa dapat 30 persen," kata Kristiadi saat berbicara pada diskusi "Panas Dingin Hubungan Demokrat-Golkar", di Gedung DPR, Jumat (13/2).
Kristiadi juga menilai, reaksi dan pernyataan yang dikeluarkan SBY selaku Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat agak overdosis (berlebihan), meskipun berhasil meredam api konflik yang mulai panas.
"SBY juga overdosis, kenapa sampai begitu sekali ucapannya, misalnya menghargai partai besar, demi Allah. Itu berlebihan karena sesungguhnya koalisi SBY-JK, koalisi dua orang yang tidak melibatkan parpol," ujarnya. Kendati demikian, Kristiadi mengapresiasi gaya berpolitik dua tokoh tersebut. (sihc/skoc) ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tuangkan ide, saran, masukan, kritik Anda di sini untuk membangun Indonesia yang jaya dan sejahtera. Bebas dan demokratis. Tapi jangan spam dong... Terimakasih