-JAKARTA - Posisi capres PDI-P Megawati Soekarnoputri hampir menyodok posisi capres Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Bahkan posisi pasangan dengan Wapres Jusuf Kalla (JK) itu terancam menjadi underdog pada Pilpres 2009, menyusul buramnya perekonomian nasional pada 2008 yang bakal terus terjadi pada tahun depan.
Demikian kesimpulan refleksi 2008, dan prediksi 2009 hasil survei Lembaga Survei Nasional (LSN) yang digelar di Hotel Sahid Jakarta, Jumat (26/12). ’’Ini hasil survei terkini pada 20 Desember lalu,’’ ujar Direktur Eksekutif LSN Umar S Bakry PhD.
Menurutnya, menjelang 2009, keresahan dan pesimisme masyarakat terhadap kondisi perekonomian tidak berkurang. Bahkan LSN mendeteksi keresahan di bidang itu semakin meluas dan banyak publik merasa ekonomi semakin susah menjelang akhir tahun ini.
Dikatakan, ketika kepada responden ditanyakan keadaan ekonomi nasional sekarang, hanya 21,5 % yang menyatakan baik. Sebanyak 42,6 % menyatakan keadaan memburuk dan 33,6 % menyatakan sedang, serta 2,3 % menjawab tidak tahu.
Sebaliknya soal perekonomian nasional pada umumnya dibanding dengan tahun 2007, 39,9 persen responden menyatakan lebih buruk. ’’Fakta ini mengindikasikan kondisi perekonomian 2008 lebih buruk dari tahun sebelumnya.’’
Ketika responden ditanya masalah apa yang paling penting ditangani pemerintah, 75,7 % menyatakan kesehjateraan dan ekonomi, pemberantasan korupsi hanya 11.5 %.
Mayoritas responden, 64 % menilai pemerintah SBY-JK gagal dalam hal kesejahteraan ekonomi, dan 63,4 % menyatakan gagal menangani soal sembako yang terjangkau, dan 65,3 % menyatakan gagal menciptakan lapangan kerja, dan 59,2 % menyatakan gagal mengatasi masalah kemiskinan.
Simbol Kegagalan
Umar mengatakan, temuan menarik dari survei yang dilakukan 10-20 Desember 2008 dan melibatkan 1.225 responden, adalah fenomena kegagalan pemerintah di bidang ekonomi lebih banyak ditimpakan pada Wapres JK, dengan kata lain dipersepsikan responden sebagai simbul kegagalan pemerintah dalam mengelola ekonomi. Kegagalan ekonomi tidak berdampak pada elektabilitas SBY, tapi berdampak pada JK dan partai Golkar yang dipimpin. ’’Terbukti survei yang digelar sejak Januari hingga Desember tingkat elektabilitas JK selalu lebih rendah, tidak pernah melewati angka 3 %.’’
Merosotnya elektabilitas JK, menurut hasil survei LSN ternyata berdampak pasangan SBY-JK menghadapi Pemilu 2009. Bahkan terancam menjadi underdog jika diadu dengan pasangan Megawati-Sri Sultan, Megawati-Prabowo dan Megawati Wiranto. ’’Bahkan jika diadu dengan pasangan Prabowo-Sultan, SBY-JK masih kalah.’’
Diakui Umar, hasil survei menjelang pergantian tahun, elektabilitas SBY jika berdiri sendiri sebagai capres masih lebih tertinggi dengan posisi 33,3 %. Megawati semakin mendekati hanya selisih 3 % (29,4 %), kemudian Prabowo Subianto 13,2 % dan Sri Sultan, 11,2 % serta Wiranto 6,4 %.
Lebih lanjut dikemukakan, ketika publik mengasumsikan pemerintah gagal mengelola ekonomi dan ketidakpuasan semakin meluas, maka elektabilitas PDI-Perjuangan yang memposisikan sebagai partai oposisi melonjak naik dan menempati posisi pertama, 28,2 %, disusul Partai Demokrat, 19,4 %, Partai Golkar 13,5 %, PKS 6,2 %, Partai Girindra, 6,1 %, PKB 4,5 %, PAN 3,8 %, PPP 2,8 %, dan Hanura, 20 %.
Umar mengatakan, survei LSN yang dilakukan di 33 provinsi dengan menggunakan tehnik random sampling, wawancara, tatap muka dengan responden. Margin eror diakui 2,8 %, dan pada tingkat kepercayaan 95 %. (sihc/scbn)
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tuangkan ide, saran, masukan, kritik Anda di sini untuk membangun Indonesia yang jaya dan sejahtera. Bebas dan demokratis. Tapi jangan spam dong... Terimakasih