coia

Menu

Peduli Wartawan Terdampak Covid-19

Peduli Wartawan Terdampak Covid-19
Anda memiliki kepedulian pada wartawan kami yang terdampak pandemi virus corona (Covid-19)? Salurkan kepedulian dan kasih Anda dengan mengirimkan donasi ke * BANK BCA NO REKENING 2291569317 * BANK BNI NO REKENING 0428294880 * BANK BRI NO REKENING 0539-01-008410-50-1 Semoga Tuhan YME membalas dengan rezeki yang bertambah.

Pencarian

Jumat, 28 November 2008

Kalla Klaim Lebihi Obama

* PRESIDENTIAL *
-JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengklaim, kemenangan telak Barack Obama selaku Presiden Amerika Serikat tidak sehebat kemenangan SBY-JK pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2004. Dari sisi jumlah pemilih, SBY-JK masih unggul dari jumlah pemilih Obama.

"Yang ikut pemilu Amerika Serikat tidak lebih dari 50 persen orang. Kita dalam pemilu presiden masih 80 persen. Jadi, orang yang memilih SBY-JK jauh lebih tinggi daripada Obama," kata Wakil Presiden Jusuf Kalla di Gedung II Istana Wapres, Jakarta, Kamis (27/11).

Ketua Umum DPP Partai Golkar itu menilai, pemilihan presiden di Indonesia bahkan tercatat sebagai pesta demokrasi yang mengeruk jumlah pemilih terbanyak sepanjang sejarah dunia. Pemilih Indonesia pada Pilpres 2004 menggapai jumlah 70 juta orang. Sementara itu, untuk pemilihan Obama, pemilih hanya menggapai 60 juta jiwa.

Tidak hanya membeberkan kehebatan Pilpres 2004, mantan Menko Kesra ini menjelaskan tentang kehebatan demokrasi di Tanah Air. "Sering orang mengatakan kita adalah negara demokrasi ketiga. Saya bilang ukurannya apa? Kalau ukurannya penduduk, pemilihnya tinggi. Kita ini nomor tiga setelah Amerika, tetapi kalau ukurannya pemilu, kita nomor satu di dunia ini," katanya.

Menurut Kalla, tidak ada warga negara di dunia yang bolak-balik menuju lokasi TPS selama lima tahun. Di Indonesia justru penduduk bisa tujuh hingga delapan kali bolak-balik menuju TPS. "Artinya, kalau diukur dari segi pemilu, kitalah yang paling demokratis," tandasnya.

Berbondong-bondongnya warga mengikuti pesta demokrasi di Indonesia, lanjutnya, juga diikuti dengan sikap "dewasa" mengikuti sengketa pilkada. "Kita juga juara ngamuk-ngamuk. Hampir-hampir tidak ada pilkada yang tidak masuk di Pengadilan Tinggi atau Mahkamah Konstitusi," katanya seraya berharap Menteri Dalam Negeri Mardiyanto membenahi sistem pemilu agar lebih baik.

"Sebagai Wapres, saya selalu minta Mendagri untuk segera menyusun sistem pemilu yang lebih terkoordinasi yang akan datang. Jangan orang sering kali pergi ke TPS. Cukup tiga kali dalam lima tahun," katanya.(sihc/skoc) ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tuangkan ide, saran, masukan, kritik Anda di sini untuk membangun Indonesia yang jaya dan sejahtera. Bebas dan demokratis. Tapi jangan spam dong... Terimakasih

BERKARYA UNTUK BANGSA & NEGARA

Situs KIta CInTA (Kita Cinta Tanah Air) Indonesia kami persembahkan untuk masyarakat Indonesia yang cinta tanah air dimana pun berada. Kami menantikan karya Anda untuk mengisi konten di situs ini. Baik itu tulisan maupun foto tentang pejabat partai, daerah, negara termasuk ativitas partai, pemerintahan mulai dari Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat. Juga segala kegiatan yang berkaitan dengan kenegaraan. Caranya, kirim karya tulis atau foto Anda ke e-mail: aagwaa@yahoo.com.

Komentar Anda